Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Sudahkah Anda Melakukan Vaksin Booster?

Dua tahun sudah berlalu, pandemi belum juga usai. Varian baru COVID-19 Omicron semakin meluas di berbagai negara. Berdasarkan data yang dikumpulkan, gejala dari varian baru ini lebih ringan daripada varian Delta, namun tidak berarti kita dapat mengabaikannya. Mengapa demikian?

1. Bagi kelompok rentan seperti pada lansia, orang dengan usia berapapun yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit pada saluran pernapasan, penyakit ginjal, penyakit pada sistem saraf, penyakit pada hati, perokok, obesitas, kanker, gangguan imunitas, dan lainnya, Omicron dapat menimbulkan gejala yang berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan dapat berujung pada kematian. Dan sampai saat ini, varian Delta yang memicu berbagai gejala yang lebih parah, juga belum lenyap sepenuhnya.

2. Varian Omicron menular dengan lebih mudah dan cepat daripada varian Delta. Akibatnya dalam waktu singkat, akan banyak orang yang tertular.

3. Gejala dari Omicron yang cenderung ringan pada sebagian besar orang menyebabkan orang tidak menyadari sedang terkena Covid-19 dan tidak melakukan tes untuk Covid-19. Akibatnya orang tetap bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasa dan tentunya menyebarkan virus ke banyak orang di sekitarnya.

4. Protokol kesehatan tidak diterapkan secara ketat karena masyarakat telah jenuh, tidak percaya, atau malah merasa telah aman karena telah mendapatkan vaksin Covid-19.

5. Permasalahan akan timbul jika dalam waktu yang bersamaan banyak orang yang sakit Covid-19 dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sementara kapasitas tempat perawatan dan tenaga medis relatif tetap dan tidak dapat bertambah dalam jumlah yang singkat.

Berdasarkan data, vaksinasi Covid-19 membantu menurunkan tingkat keparahan dan angka kematian. Sayangnya imunitas alias kekebalan tubuh yang didapatkan melalui vaksinasi hanya bertahan sekitar 6 bulan. Sedangkan kekebalan tubuh alami yang terbentuk akibat sakit Covid-19 dianggap dapat bertahan antara 3 bulan sampai 5 tahun. 

3951464

Karena kita tidak mengetahui persis berapa lama kekebalan tubuh dalam diri kita bertahan sesudah vaksin maupun sesudah sembuh dari Covid-19, maka protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan ketat. Karena itu pula, kita membutuhkan vaksin booster terhadap Covid-19 terutama pada golongan yang rentan, yang berpotensi menderita sakit yang parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian jika terkena Covid-19. Vaksin booster bertujuan memperbaiki efektivitas vaksin yang telah menurun seiring berjalannya waktu.

Vaksinasi booster dapat dilakukan dengan:

- Mekanisme homolog, di mana vaksin booster diberikan dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

- Mekanisme heterolog, di mana vaksin booster diberikan dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Vaksin Covid-19 yang akan diberikan pada masyarakat yang telah mendapat dosis primer Sinovac adalah separuh dosis dari vaksin AstraZeneca atau separuh dosis dari vaksin Pfizer. Pada kelompok masyarakat yang telah mendapat dosis primer AstraZeneca maka akan diberikan separuh dosis dari vaksin Moderna atau separuh dosis dari vaksin Pfizer.

Pemberian vaksin booster dengan dosis hanya separuh bertujuan mengurangi efek samping vaksin. Berdasarkan hasil penelitian, setengah dosis saja sudah cukup untuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Golongan yang rentan menjadi prioritas untuk menerima vaksin booster. Pemberian vaksin booster dimulai sejak 12 Januari 2022. Vaksin diberikan pada seluruh masyarakat secara gratis. Cara mendapatkannya adalah dengan membuka website pedulilindungi.id, kemudian cek status dan tiket vaksinasi dengan memasukkan  "Nama Lengkap” dan “NIK”, lalu klik periksa. 

Pilihan lain adalah melalui aplikasi PeduliLindungi, caranya adalah dengan masuk ke akun yang terdaftar, klik menu “Profil” dan pilih “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”, status dan jadwal vaksinasi booster akan terlihat di akun, untuk cek tiket, buka menu “Riwayat dan Tiket Vaksin”.

 

Penulis: dr. Santi/Medical Center KG

Penyunting: Devin Airlangga/Corp. Communications KG