“NFT itu bisa dieksplorasi lebih jauh, banyak peluang yang variatif di sana. Kita tuh gak harus memanfaatkan NFT dalam makna sempit. NFT ini bisa kita anggap sebagai bridging yang baik dari dunia nyata ke dunia maya atau virtual,” pungkas Helman.
Dari sudut pandang seni, Ilham Khoiri menyampaikan bahwa NFT bisa menjadi peluang baru bagi para seniman. Dengan mendigitalisasi karya seni, maka karya tersebut akan tetap ada dan eksis secara digital.
“Ketika seniman sudah menaruh karya seninya di NFT, maka karya tersebut akan menjadi kekal, semua orang bisa mengakses dan waktunya juga tidak terbatas. Selain sebagai wadah
untuk berekspresi, para seniman juga bisa menunjukkan karyanya sekaligus mendapatkan koneksi dan pendapatan,” ucap Ilham.
Diptraya juga menyampaikan pandangannya sebagai seorang edukator. Baginya saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mendapatkan akses pengetahuan tentang NFT. Ia juga menyampaikan bahwa edukasi itu milik siapa saja, tidak terbatas oleh apapun.
“Kita harus bisa mengedukasi orang banyak, tapi sebelum itu kita harus bisa menguasai ilmunya. Di dunia NFT lu harus paham tentang lisensi originalitas NFT-nya. Kalau bisa pinjem istilah di KOGI, edukasi itu bukan cuma di Jawa saja, apalagi ini teknologi digital yang bisa diakses di mana pun,” ungkap Raya.