Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Asam Urat (1)

 

oleh: dr. Santi/Medical Center KG

Asam urat adalah senyawa yang secara alami ada dalam tubuh manusia. Asam urat merupakan sisa hasil proses metabolisme purin. Dahulu asam urat dianggap tidak ada gunanya, tetapi studi yang dilakukan akhir-akhir ini memberi perspektif yang berbeda. Asam urat kemungkinan berfungsi sebagai antioksidan. Hasil ini tentu masih membutuhkan penelitian lebih jauh.

Purin dimetabolisme di hati, menghasilkan sisa metabolisme berupa asam urat yang akan masuk ke aliran darah untuk diserap kembali dan sebagian dibuang. Purin dapat berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi maupun sel-sel tubuh. Makanan/minuman yang tinggi kadar purin antara lain:

  • daging merah dan kaldu daging
  • hidangan laut
  • jeroan
  • minuman beralkohol
  • minuman manis yang mengandung sirup fruktosa.

 

Asam urat dibuang dari tubuh melalui urine ketika berkemih sebanyak 70% dan melalui feses ketika BAB sebanyak 30%. Dalam tubuh, kadar asam urat dianggap normal jika berada di bawah angka 6 mg/dL pada wanita dan 7 mg/dL pada pria. Angka ini dapat berbeda-beda pada setiap laboratorium tergantung pada alat tes yang digunakan. Pemeriksaan dilakukan melalui pengambilan darah. Kadar asam urat juga dapat diperiksa melalui pengambilan urine.

Kadar asam urat pada setiap orang dapat berbeda-beda bahkan dalam hari yang sama. Kadar asam urat tergantung dari jumlah purin yang dimetabolisme dalam tubuh, baik yang berasal dari dalam tubuh maupun yang berasal dari asupan makanan/minuman. Kadar asam urat dapat meningkat karena:

  • produksi asam urat meningkat
  • ekskresi (pembuangan) asam urat menurun
  • gabungan antara peningkatan produksi asam urat dan penurunan ekskresi asam urat.

 

Peningkatan kadar asam urat dalam darah disebut sebagai hiperurisemia. Faktor risiko terjadinya hiperurisemia:

  • terlalu banyak konsumsi makanan/minuman yang tinggi purin
  • berat badan berlebih atau kegemukan
  • adanya penyakit seperti hipertensi, gangguan ginjal, diabetes, sindrom metabolik, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain
  • pemakaian obat-obatan tertentu seperti diuretik, aspirin, obat kanker, obat penekan imun, dan lain-lain
  • jenis kelamin laki-laki dan wanita sesudah menopause
  • ada riwayat penyakit gout dalam keluarga
  • adanya kerusakan otot atau sel dalam jumlah besar misalnya setelah menjalani operasi atau terkena trauma, sesudah olahraga/aktivitas yang ekstrem berat.

 

Hiperurisemia tidak selalu berujung pada penyakit. Hanya ⅓ penderita hiperurisemia yang bergejala. Sebagian besar penderita tidak menyadari tingginya kadar asam urat dalam darah. Selain karena pola makan yang salah, peningkatan asam urat sering kali merupakan petunjuk adanya:

  • gout
  • gangguan pada ginjal
  • kanker atau terjadinya metastasis (penyebaran kanker).

 

Walaupun hiperurisemia bukanlah sebuah penyakit, keadaan ini perlu diperhatikan karena hiperurisemia dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bila kondisi ini dibiarkan begitu saja. Jumlah asam urat yang berlebihan akan memicu pembentukan kristal asam urat. Penumpukan kristal asam uratlah yang lantas dapat menimbulkan gangguan kesehatan.  Kristal ini dapat mengendap di:

  • sendi-sendi dan menyebabkan gout
  • ginjal dan menyebabkan batu ginjal
  • bawah kulit dan menyebabkan tophus (bila lebih dari satu disebut tophi).

 

Selain itu, penelitian menunjukkan hiperurisemia juga berkaitan dengan diabetes tipe 2, hipertensi, dan perlemakan hati. (bersambung di artikel selanjutnya)