Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Bergunakah Masker Berkatup?

 

oleh: dr. Santi/Medical Center KG - Kenapayadok.com 

dok. foto Kenapayadok.com

Masker dengan katup baik di pinggir maupun di tengah masker sedang "trending" saat ini. Adanya penambahan katup membuat pemakai merasa nyaman. Ketika pemakai mengembuskan napas, katup pada masker akan langsung mengeluarkan udara pernapasan sehingga tidak terasa panas, lembap, atau sesak napas. Adanya katup membuat harganya menjadi lebih mahal dan seolah-olah masker itu lebih canggih serta lebih baik fungsinya.

Namun sesungguhnya, pemakaian masker dengan katup tidak ada gunanya sama sekali dalam melawan penularan Covid-19. Katup akan langsung mengeluarkan udara pernapasan yang diembuskan bersamaan dengan seluruh droplet tanpa melalui proses penyaringan. Akibatnya, jika pemakai masker berkatup adalah penderita Covid-19 yang tidak bergejala (asimptomatik) atau yang belum menunjukkan gejala sakit karena masih dalam masa inkubasi (presimptomatik), droplet yang tercemar virus penyebab Covid-19 dapat ikut keluar bersamaan dengan udara pernapasan tanpa melalui penyaringan apa pun. Droplet ini akan menginfeksi orang lain di sekitarnya.

Padahal, esensi utama pemakaian masker adalah untuk melindungi orang lain dari kemungkinan tertular virus dari si pemakai, dan tentunya memberikan perlindungan kepada pemakainya. Sesuai dengan slogan “Maskerku melindungimu. Maskermu melindungiku”. Masker berkatup memberikan perlindungan bagi pemakai karena udara yang dihirup mengalami proses penyaringan, tetapi tidak bagi orang di sekitarnya karena udara yang diembuskan tidak mengalami proses penyaringan.

Mengingat proporsi penderita Covid-19 yang tidak bergejala cukup besar di Indonesia, sekitar 80%, maka orang yang merasa dan terlihat sehat belum tentu bebas Covid-19. Jika pemakaian masker berkatup meluas, maka potensi penularan Covid-19 akan meningkat. Orang yang menderita Covid-19 bisa saja tidak menunjukkan gejala sakit apa pun, merasa sehat, terlihat sehat, tetapi berpotensi menularkan Covid-19 kepada orang-orang di sekitarnya seperti orang serumah, rekan kerja, orang yang dijumpai dalam transportasi umum, dan lainnya. Memakai masker berkatup akan menyebabkan droplet mereka keluar dan berpotensi menyebabkan orang-orang di sekitarnya tertular Covid-19.

 

Jika tidak berguna, mengapa masker berkatup diproduksi?

Masker dengan katup atau vent atau ventilasi disebut juga masker exhaust. Katup yang ada berguna untuk membuat nyaman pemakainya karena udara pernapasan akan langsung keluar tanpa ditahan atau disaring oleh masker. Pemakai akan merasa nyaman, tidak sesak napas, tidak lembap, dan tidak panas.

Katup membuka satu arah, ke arah luar, sehingga ketika pemakai menarik napas, katup ini tertutup. Udara yang masuk akan mengalami penyaringan, sebaliknya udara yang keluar akan langsung keluar tanpa disaring. Jadi, masker berkatup melindungi pemakai dari berbagai partikel debu, logam, bakteri, atau virus sesuai dengan jenis kemampuan filtrasi masker yang dipakai. Masker ini digunakan pada tempat yang tidak membutuhkan lingkungan steril seperti di pertambangan, daerah industri, tempat panas, berdebu, dan berasap.

 

Jadi masker apa yang harus saya pilih?

Dalam rangka mencegah meluasnya Covid-19, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian masker oleh masyarakat, yaitu:

  • Terbuat dari kain minimal 3 lapis.
  • Bahan masker sebaiknya bukan dari bahan elastis.
  • Kain yang menempel dekat wajah sebaiknya terbuat dari bahan yang menyerap air misalnya katun.
  • Sebaiknya pilih yang berwarna putih agar mudah terlihat jika kotor.
  • Kain yang berada di luar sebaiknya terbuat dari kain yang tahan terhadap air, misalnya polyester atau campuran katun dan polyester.
  • Ukuran masker sesuai dengan ukuran wajah yang dapat menutupi seluruh hidung, mulut, dagu, dan sebagian besar pipi.
  • Tali pengait masker harus cukup ketat sehingga masker menempel erat pada wajah.
  • Tidak berkatup.
  • Masker medis di luar fasilitas kesehatan dan laboratorium disarankan untuk dipakai penderita Covid-19, baik yang bergejala maupun tidak; orang yang merawat penderita Covid-19; orang dengan penyakit penyerta, lansia di atas 60 tahun, atau sesuai dengan anjuran dokter.

 

Bagaimana cara memakai dan melepas masker?

  • Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker.
  • Kaitkan masker pada kedua telinga. Atau ikat jika masker memiliki tali panjang. Ikatan harus nyaman dan pas agar tidak perlu lagi memperbaiki ikatan masker yang telah terpasang.
  • Sesuaikan kawat masker (jika ada) pada bentuk hidung.
  • Tarik masker agar menutupi dagu.
  • Jangan menyentuh masker ketika melepas masker. Lepaskan hanya dengan menyentuh kait atau tali pengikat masker.

 

Kapan perlu memakai masker?

Memakai masker tidak terbatas saat keluar rumah saja. Masker perlu dikenakan saat berada bersama dengan orang lain yang tidak tinggal dalam satu rumah, misalnya saat menerima tamu di rumah. Masker medis perlu dikenakan ketika berada bersama dengan orang lain yang serumah jika sedang menderita Covid-19 baik yang bergejala maupun tidak.

Pemakaian masker tidak dapat menggantikan protokol lainnya seperti menjaga jarak setidaknya 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan benda-benda yang sering disentuh, tidak menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci, menghindari tempat tertutup yang sirkulasi udaranya buruk dan penuh dengan orang. Menjauhlah dari orang yang memakai masker berkatup. Melakukan seluruh protokol pencegahan Covid-19 secara benar dan konsisten akan meluputkan kita dan orang terdekat dari Covid-19. (*)