Info KG

>

#CumadiKG

#CumadiKG

Selamat Jalan, Sobat TPK

AGATHA TRISTANTI

Corporate Branding Analyst - Dipublikasikan

duduk dari kiri ke kanan: Mas TPK (baju warna merah), Suyanto, Temon

 

Hari Rabu (21/10/2020) saya mendapat kejutan mengharukan secara berurutan. Yang pertama, pada siang hari mendapat kabar tentang sakitnya sahabat. Yang kedua, pada malam hari tentang wafatnya sahabat tadi.

Sahabat yang saya maksud adalah Haji Totok Purwanto. Kami menjadi sahabat sejak TPK, inisial namanya yang digunakannya di Kompas, masuk Kompas tahun 1977 atau lima tahun belakangan setelah saya duluan masuk Kompas.

Persahabatannya bukan hanya urusan kantor, tetapi juga bersama keluarga. Kami beberapa kali saling kunjung ke Jalan Pesantren Al Ma'mur No.10 RT.004/08 Kreo Selatan, Larangan, Tangerang, juga beberapa kali saling berbagi buah tangan. Keluarga Mas TPK mengenal keluarga saya, begitu pula sebaliknya. Hanya memang setelah pensiun, kami jarang berkabar. Karena itu, saya sangat kaget, ibarat mendapat kejutan atas peristiwa sakit dan wafatnya sahabat TPK. Istri saya yang menelepon istri TPK, saya menggunakan WA untuk kontak dengan TPK, dan tidak berbalas.

Dalam hal kerja, Mas TPK memang sangat cermat. Dia pernah menjadi wakil sektetaris redaksi ketika saya menjadi sekretaris redaksi. Selanjutnya, TPK menjadi manajer di SDM Kompas, dengan begitu maka lebih banyak temannya dibanding saya.

Di kegiatan ekstra-kerja, TPK dan saya masuk tim inti Redpalm's. Inilah tim sepak bola Redaksi Kompas yang ditakuti lawan ketika ada tanding antar divisi/bagian. Wajar, mereka takut karena karena selama ada turnamen, Redpalm's selalu juara 1 atau 2 bergantian dengan Tim Percetakan. Nama-nama besar seperti Tom Suryopratomo, Sindhunata, Kartono Ryàdi, Purnama K, Kris JB, Suprapto (Kudus), P. Swantoro, August Parengkuan, JB Suratno (kiper), dan lainnya. Ada lagi pemain ke-12, yaitu suporter cewek-cewek redaksi yang militan sorak-sorainya. Ada juga trio palang pintu yang tangguh: TPK di kanan, SEL di tengah, dan BSP di kiri. Kata musuh, trio palang pintu ini susah dilewati.

TPK memang gemar olahraga, termasuk sepedaan. Sebelum sepedaan menjamur seperti sekarang, TPK sudah punya beberapa sepeda masa kini. Paling tidak ada dua sepeda yang saya lihat, nggantung di tembok halaman rumahnya ketika sekian tahun lalu saya ke rumahnya. Mudah-mudahan sepeninggal Mas TPK semuanya masih tetap terjaga rapi, bahkan bisa semakin baik. Kenangan terakhir mas TPK gowes bareng sama Suyanto dan Temon.

Nama lengkap almarhum, Totok Purwanto Kusniobari - TPK, lahir 12 Juni 1951. Tahun 2011 beliau pensiun dan menjadi warga PPKG (Nopens. P21107065).

Jenazah diberangkatkan dari RSPP sekitar pukul 07.00 WIB, rencana pemakaman di Tanah Kusir untuk “ditumpangkan” di makam ayahnya, namun dialihkan ke Pemakaman Tegal alur dan dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB. (Bambang SP/Purnakarya KG - diambil dari InfoMini - purnakaryakg.id)