Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Batuk Pilek: Pahami Gejala, Penyebab, dan Cara Menyikapinya dengan Bijak

Bukan hal asing kalau rekan kerja kita tidak masuk kerja dengan alasan sedang batuk pilek. Apalagi belakangan ini, berbagai jenis batuk pilek seolah menyerbu warga Indonesia. Banyak orang yang mengaku menderita batuk pilek karena berbagai sebab; varian COVID-19, influenza, sampai radang tenggorokan biasa. Tidak kalah ramainya berbagai pemberitaan termasuk di media sosial yang menyebar edukasi dan juga tentunya hoaks, mengenai batuk pilek ini. Bagaimana kita menyikapinya secara bijak?

Apa itu batuk pilek?

Batuk, istilah yang sering dikatakan oleh masyarakat sebagai penyakit, sebenarnya merujuk pada gejala penyakit, bukan diagnosis. Batuk adalah respon tubuh untuk melindungi diri dengan cara membersihkan saluran napas dari dahak, debu, iritan, kuman, dan lain-lain. Batuk tidak selalu merujuk pada kelainan yang bersumber dari infeksi di saluran napas saja. Batuk juga bisa terjadi ketika orang tersedak, mengalami alergi, asam lambung naik, ada penyakit jantung, atau hal lain. 

Pilek, dikenal juga dengan selesma atau common cold sebenarnya merupakan istilah yang merujuk pada sindrom yaitu kumpulan gejala di saluran napas (hidung, sinus, tenggorokan) akibat infeksi sejumlah virus. Lebih dari 200 virus yang dapat menyebabkan pilek. Istilah pilek sering digunakan untuk menggambarkan hidung berair atau hidung tersumbat. Padahal hidung berair atau tersumbat hanyalah bagian dari berbagai gejala yang ada pada pilek. Gejala pilek meliputi demam, hidung berair, hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, batuk, lelah, sakit kepala ringan, dan nyeri tubuh.

 

whatsapp image 2025 10 30 at 11 55 40 03d53bee

Penyebab timbulnya batuk dan pilek sangat beragam seperti: infeksi (bakteri, virus, jamur), reaksi alergi, asma, ada benda asing dalam saluran napas, efek samping obat, dan bahkan sesederhana makan makanan yang pedas.

Beberapa langkah yang harus dilakukan ketika mengalami batuk pilek

  1. Identifikasi apa penyebabnya. Mencari tahu penyebab secara pasti tentunya membutuhkan pemeriksaan yang teliti termasuk pemeriksaan laboratorium. Secara mudah kita dapat menduga penyebab batuk pilek:

Infeksi virus atau bakteri contohnya pilek, flu, radang tenggorokan, sinusitis. Pada infeksi umumnya batuk, pilek terjadi tidak terkait waktu dan bisa terjadi kapan saja. Disertai dengan demam. Pada anak-anak dan lansia demam mungkin saja tidak terjadi. Batuk (kering atau berdahak), hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, lemas, nyeri otot, sakit kepala adalah gejala yang sering muncul.

Alergi misalnya debu, serbuk sari, bulu hewan, asap rokok, kendaraan, dan lainnya. Alergi memberi ciri khas berupa hidung berair bening disertai bersin, mata gatal, dan berair. Batuk bisa hadir tapi umumnya ringan dan tidak berdahak. Demam tidak ada. Gejala akan muncul atau memburuk ketika terpapar pemicu alergi.

Asam lambung naik. Cirinya adalah batuk kering terutama malam atau pagi, rasa asam dan pahit di mulut, pilek tidak ada atau jarang ada, dan tidak ada demam. Sering terjadi setelah makan banyak, kekenyangan, atau posisi berbaring sesudah makan. Membaik dengan perubahan posisi, tiduran ke duduk atau berdiri.

2.   Istirahat

3.  Makan makanan bergisi lengkap dan seimbang

4.  Jaga hidrasi

5.  Minum obat sesuai gejala. Antivirus dan antibiotik hanya diminum setelah konsultasi dengan dokter.

6.  Konsultasi kedokter jika setelah pengobatan mandiri selama 2-3 hari tidak membaik atau malah memberuk.

Segera kunjungi dokter jika: 

  •    Demam tinggi >38,5C lebih dari 3 hari
  •    Sesak nafas, mengi, nafas cepat
  •    Batuk berdarah
  •    Nyeri dada
  •    Batuk pilek disertai sakit kepala hebat
  •    Mengganggu nafsu makan dan minum sehingga berpotensi dehidrasi.

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia