Kiat Sehat Donor Darah Saat Puasa

Created By GODFRIDA WINDA PUTRI NOVIASIH

Dok. Multimedia Corporate Communications Donor darah adalah kegiatan pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang akan digunakan untuk keperluan transfusi darah.  Pada bulan Ramadhan minat masyarakat untuk mendonor cenderung menurun. Hal ini diduga terjadi karena kekhawatiran akan membatalkan puasa dan mengganggu kesehatan.    Donor darah saat berpuasa akan membatalkan puasa?  Komisi Fatwa MUI DKI Jakarta telah mengeluarkan keputusan pada tanggal 22 Rabi’ul Akhir 1421 H/24 Juli 2000 M tentang hukum donor darah bagi orang yang sedang berpuasa, bahwa : “Pengeluaran darah dari orang yang sedang menunaikan ibadah puasa, tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa orang yang bersangkutan”.     Donor darah saat berpuasa mengganggu kesehatan?  Ditinjau dari sisi medis, donor darah yang dilakukan saat berpuasa dianggap aman bagi orang yang sehat.  Pada umumnya keluhan yang muncul sesudah donor darah yang dilakukan saat berpuasa maupun tidak berpuasa, hampir sama yaitu pusing, sakit kepala, rasa melayang, rasa lelah, lemas, mual, mata berkunang-kunang, pingsan, hilang kesadaran, memar, nyeri di area lengan yang disuntik, serta perdarahan.    Dengan persiapan yang baik, maka berbagai keluhan bisa dihindari atau hanya ringan saja dan tidak sampai mengganggu dan membahayakan kesehatan.    Apa yang perlu disiapkan sebelum donor darah?  Jumlah darah yang diambil hanyalah sekitar 5 sampai 8% dari total darah. Segera setelah donor, tubuh akan mengatur untuk menggantikan darah yang diambil.  Darah terdiri dari 4 komponen utama yaitu plasma, darah merah, darah putih, dan keping darah.  Plasma darah 90% kandungannya adalah air. Di dalam plasma terlarut gula, lemak, protein, berbagai zat kimia termasuk hormon, antibodi, berbagai nutrien, dan lainnya.  Setelah donor, tubuh akan berusaha mendapatkan cairan untuk mengganti plasma (yang ada dalam darah). Otak memberi perintah kepada ginjal untuk menahan cairan, akibatnya frekuensi buang air kecil dan jumlah urine akan menurun. Selain itu otak akan meningkatkan rasa haus untuk memicu orang minum. Plasma darah akan segera normal kembali dalam hitungan hari.  Maka cukupi kebutuhan cairan dengan mengatur agar cukup minum sejak berbuka sampai sahur dan mengatur agar kita tidak banyak mengeluarkan cairan dengan cara :  membatasi kafein karena kafein meningkatkan frekuensi berkemih  membatasi aktivitas yang menyebabkan berkeringat.    Untuk mengganti darah merah, darah putih, dan keping darah, tubuh akan mengatur agar sumsum tulang membentuk sel darah yang baru. Untuk membentuk sel darah, terutama sel darah merah, tubuh membutuhkan bahan baku berupa :  Zat besi, didapatkan melalui daging merah, unggas, ikan, polong-polongan, kacang-kacangan, bayam, buah kering (kismis, kurma), dll.  Vitamin C, berguna untuk membantu penyerapan zat besi.  Asam folat, diperoleh dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, polong-polongan, buah (jeruk, lemon, pisang, melon, stroberi, dll).  Vitamin B12, terkandung dalam daging, unggas, ikan, telur, susu, dll.    Maka sebelum dan sesudah melakukan donor, makanlah makanan yang bergizi lengkap dan seimbang baik saat sahur, berbuka, maupun saat makan malam.   Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan adalah :  cukupi kebutuhan tidur  hindari aktivitas berat setidaknya selama 24 jam setelah donor darah  jika merasa pusing, berbaringlah dengan posisi kaki lebih tinggi atau silangkan kaki, kontraksikan otot paha dan perut selama 5 detik kemudian relaksasikan selama 5 detik, ulangi beberapa kali  bila perlu, konsumsi multivitamin penambah darah.    Penulis: dr.Santi/Medical Center KG

CONTINUE READING

CATEGORY Info KG

PUBLISHED Mar 19, 2024

Looking For Community?
Discount For You!