Pendekatan ini sangat efektif bahkan dianggap lebih mumpuni dibandingkan dengan obat-obatan. Ada beberapa jenis psikoterapi yang dapat dilakukan seperti:
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy atau CBT), merupakan pendekatan psikoterapi yang paling sering digunakan. Terapi ini membantu pasien mengerti kaitan antara emosi, pikiran, dan perilaku. Pasien diarahkan untuk mengganti pikiran negatif yang otomatis muncul dengan alternatif lain.
Psikoterapi membuat pasien mengeksplorasi apa yang dirasakan kemudian bersama dengan terapisnya (bisa psikolog, psikiater, atau tenaga kesehatan lainnya) mendiskusikan strategi yang tepat. Evaluasi terhadap pelaksanaan strategi dilakukan pada pertemuan berikutnya dan didiskusikan kembali langkah apa yang telah bagus atau yang masih kurang tepat. Jika diperlukan maka akan dibentuk strategi baru. Demikian konseling akan dilanjutkan sampai pasien mampu mengatasi gangguan kecemasannya.
Terapi penerimaan dan komitmen (acceptance and commitment therapy)
Pada terapi ini, perasaan dan pikiran yang menyakitkan diterima sebagai kondisi yang manusiawi sehingga tindakan mencoba untuk menghindari atau melawannya hanya akan menimbulkan lebih banyak penderitaan. Psikoterapi ini membuat pasien merasa tidak dihakimi atas pikiran dan perasaannya yang mungkin sulit dimengerti orang lain. Dalam sesi ini juga akan dipelajari cara mengambil tindakan yang tepat ketika kecemasan datang mengganggu.
Terapi pemaparan (exposure therapy)
Dalam lingkungan yang suportif, terkontrol, dan secara perlahan, pasien akan dipaparkan pada situasi, benda, hewan, atau apapun yang menjadi pemicu gangguan kecemasan. Pasien akan belajar cara mengendalikan kecemasannya sehingga tidak perlu menghindar dari pemicu kecemasan.
Terapi kognitif berbasis berkesadaran (mindfulness-based cognitive therapy)
Terapi ini merupakan tipe dari terapi CBT yang menggabungkan meditasi dengan CBT sehingga membantu tata kelola pikiran dan perasaan negatif. Pasien akan belajar menyadari momen yang terjadi tanpa perasaan sedang diadili, mengenali pikiran dan perasaan yang sedang dialami, memahami dan belajar mengendalikan gejala kecemasan seperti berdebar, napas memburu, pikiran yang berkeliaran liar, dan lainnya.
Terapi psikodinamik (psychodynamic therapy)
Terapi ini berpijak pada pemikiran bahwa banyak pikiran, perasaan, dan perilaku kita yang didasari pada kekuatan bawah sadar seperti pengalaman masa lalu, konflik, emosi, perasaan yang ditekan. Dilakukan eksplorasi terhadap seluruh hal tersebut dan didiskusikan solusinya.
Terapi perilaku dialektis (dialectical behavior therapy)
Dilakukan dalam bentuk pelatihan kemampuan regulasi emosi, hubungan interpersonal, kemampuan menyelesaikan masalah dalam sesi grup dan individual. Teknik yang digunakan biasanya teknik mindfulness seperti pernapasan dan relaksasi otot.