Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Hidup Berdampingan dengan Polusi Udara, Bagaimana Mengatasinya?

Polusi udara masih menjadi masalah yang belum terpecahkan di dunia, termasuk di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013 telah menetapkan polusi udara sebagai karsinogen (pemicu kanker). Polusi luar ruangan diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2019, 37% disebabkan penyakit jantung iskemik dan stroke, 23% akibat infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah, 18% akibat penyakit paru obstruktif kronik, dan 11% karena kanker pada saluran napas.

 

Polutan terdiri dari:

  • berbagai gas seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida
  • kabut asap fotokimia  (photochemical smog) yaitu kabut berwarna abu-abu kecoklatan yang terjadi akibat radiasi ultraviolet matahari pada atmosfer yang tercemar hidrokarbon dan nitrogen oksida dengan kandungan utama ozon (berbeda dengan lapisan ozon yang di atmosfer), asam nitrat, dan senyawa organik yang berada di area dekat tanah
  • senyawa organik yang mudah menguap
  • hidrokarbon aromatik polisiklik yaitu senyawa organik yang mengandung hidrogen dan karbon
  • materi partikulat atau particulate matter (PM)

 

Apa itu Particulate Matter (PM)?

Berbagai polutan yang berbentuk benda padat dan cair seperti partikel halus karbon, logam berat, mineral, dan lainnya dikenal sebagai particulate matter atau PM. Jika ukurannya cukup besar, akan terlihat seperti butiran pasir, tapi yang berukuran super kecil hanya tampak dengan bantuan mikroskop elektron.

Ada 2 jenis PM yang umum dikenal:

  • PM10: partikel berukuran <= 10 mikrometer
  • PM2,5: partikel dengan ukuran lebih kecil <= 2,5 mikrometer. Agar mudah membayangkan ukuran 2,5 mikrometer itu +- setara 1/30 dari sehelai rambut manusia

 

Bahaya PM2,5 bagi Manusia

Tubuh kita memiliki berbagai mekanisme untuk melindungi diri. Mekanisme terdepan pelindung saluran napas adalah bulu hidung dan selaput lendir hidung. Partikel berukuran besar dapat ditahan oleh bulu hidung dan selaput lendir dan dikeluarkan dari tubuh dengan cara bersin, batuk, dalam bentuk kotoran hidung (upil), atau tertelan ke dalam saluran pencernaan. Jika partikel terlalu kecil, maka partikel tersebut dapat lolos masuk sampai ke dalam paru-paru, bahkan bisa sampai ‘terselip’ masuk ke dalam darah dan ikut bersama dengan aliran darah ke seluruh tubuh kita.

Akibatnya timbul masalah kesehatan serius:

  • gangguan di saluran napas seperti asma, alergi, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker
  • gangguan jantung dan pembuluh darah misalnya serangan jantung, stroke
  • gangguan tumbuh kembang anak
  • gangguan kesehatan lain: kerusakan tulang, fibrosis hati, Alzheimer, gangguan indung telur, gangguan hormon, dan sebagainya

 

Cara Melindungi Diri dari PM2,5

  • Menghindari aktivitas luar ruang ketika kualitas udara buruk. Biasakan untuk memeriksa kualitas udara melalui berbagai aplikasi
  • Jika terpaksa harus berada di luar ruang, pilih waktu atau area yang paling rendah polusi udaranya. Hindari aktivitas yang menyebabkan kita terengah-engah atau membuka mulut agar tidak banyak polutan yang masuk ke dalam tubuh
  • Kenakan masker. Untuk menghadang PM2,5, kenakan masker N95
  • Gunakan air purifier dengan filter HEPA
  • Tutup pintu dan jendela saat kualitas udara buruk
  • Rajin membersihkan rumah
  • Jaga kebersihan diri
  • Tanam pepohonan terutama di area yang berpolusi
  • Pelihara tanaman dalam rumah
  • Hemat listrik dan kurangi pemakaian kendaraan bermotor
  • Berhenti merokok
  • Jalankan gaya hidup sehat

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia