Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Jurus Jitu Jauhkan Stres, Anxiety & Burnout

Melandainya kasus Covid-19 memungkinkan karyawan KG untuk melakukan sistem kerja Hybrid, yakni penggabungan antara WFO dan WFH. Dengan diberlakukannya sistem kerja Hybrid, karyawan KG pun semakin ditekankan untuk melakukan perlindungan ekstra terhadap kesehatan dengan cara seperti menghindari kelelahan dan stres yang berlebihan.

Maka dari itu, Kognisi mengadakan “Siap Fisik dan Mental Hadapi Perubahan Pola Kerja” dengan pemateri dr. Santi & Arienda Anggraini, M. Psi. Psikolog. Dokter Santi adalah dokter di Medical Center Kompas Gramedia, dan Ibu Arienda adalah Associate Assessor dan Coach Kompas Gramedia. 

 

Kecemasan dan Gangguan Kesehatan 

Arienda yang memulai webinar menekankan bahwa tak sedikit orang yang mengalami keluhan di pundak, pinggang, serta lambung meski telah berobat atau mengoleskan berbagai minyak angin. Ternyata,  bisa jadi hal itu dikarenakan tubuh mengalami kecemasan dan tertekan, namun diabaikan, sehingga tubuh pun mengirimkan sinyal melalui simptom-simptom tersebut.

Apa benar kita mungkin mengalami kecemasan? Kenyataannya, otak kita menyukai prediktabilitas. Sehingga, ketika ada perubahan atau sesuatu yang baru, dan kita harus beradaptasi kembali, tubuh kita menganggapnya sebagai ancaman dan memberikan respon penolakan, yang mengakibatkan timbulnya kecemasan. Di masa pandemi, banyak hal yang terjadi di luar prediksi kita, dan membuat tubuh kita merasakan kecemasan bertubi-tubi.

webinar siap fisik dan mental

Pemaparan Burnout oleh Arienda Anggraini, M. Psi. Psikolog

Perbedaan Stres dan Burnout

Stres cenderung tidak menetap dan bisa hilang dengan pengelolaan stres (contoh: istirahat atau relaksasi), atau dengan hilangnya stressor (contoh: setelah presentasi, stres dan kecemasan pun hilang). Sementara burnout adalah kelelahan mental atau emosional karena kelelahan kerja yang terus menerus. Burnout terbentuk setelah waktu yang lama, bukan hanya dua-tiga hari saja. 

Burnout dapat muncul melalui tanda-tanda berikut: pola tidur berubah, baik insomnia ataupun lebih banyak tidur dari biasanya, mengalami gangguan fisik yang tidak bisa dijelaskan seperti sering pusing, mengalami gangguan pencernaan, dan tidak hilang meski telah ke dokter, hingga kehilangan motivasi untuk melakukan hal yang biasanya kita sukai.

Burnout dapat disebabkan karena bekerja terlalu keras, dinamika tempat kerja yang kurang kondusif (contoh: tempat bekerja yang terlalu panas membuat pekerja merasa mudah lelah) hingga ketidaksambungan ritme hidup dengan pekerjaan. Burnout dapat menyebabkan gangguan mental emosional (contoh: depresi, anxiety), hipertensi, penyakit jantung, kehilangan gairah, hingga turunnya imunitas. 

 

Probiotik & Prebiotik 

Selanjutnya, dr. Santi melanjutkan dengan penjelasan akan pentingnya makanan sehat. Beliau menekankan pentingnya ada karbohidrat, protein dan lemak dengan jumlah seimbang di piring kita. Rendah gula, garam dan lemak jahat, namun tinggi serat. Selain itu, pentingnya peranan prebiotik dan probiotik yang krusial pada tubuh kita. 

Probiotik adalah bakteri baik, jamur, protozoa, maupun virus baik yang ada pada di makanan yang biasanya ada di makanan yang melalui proses fermentasi. Misalnya miso sup, kimchi, tape, peuyeum, tempe, hingga kombucha. Adapun prebiotik adalah makanan dari probiotik. Probiotik sendiri merupakan serat yang terdapat di sayuran dan buah-buahan. Dengan mengonsumsi probiotik, kita dalam memperkaya keragaman probiotik yang ada di saluran pencernaan kita yang membantu berbagai proses dalam kehidupan kita. 

webinar siap fisik dan mental 2

Pemaparan Makanan Sehat oleh dr. Santi

 

Beri Makan Bakteri Baik atau Bakteri Jahat?

Probiotik yang kita konsumsi akan membantu kelangsungan hidup bakteri baik di dalam saluran pencernaan kita. Salah satu zat yang dihasilkan bakteri baik adalah serotonin, yang dikenal dengan hormon kebahagiaan, yang membantu kita mengontrol kondisi mood kita. Banyaknya serotonin akan membuat kita merasa nyaman, bahagia, tidak cepat lelah, mudah tidur, dan membaiknya proses pencernaan. Sebaliknya, makanan bakteri jahat adalah gula, garam dan lemak jahat. Gorengan, sirup, gula, hingga susu kental manis akan membuat tubuh kita memberi makan bakteri jahat. 

Dengan meminimalisir stres dan burnout, hingga memperhatikan apa yang kita konsumsi, niscaya mood kita pun akan jauh lebih stabil. Bagaimana, siap menghadapi sistem kerja Hybrid? 

 

Penulis: Nabila Nurkhalishah Harris | Editor: Jihan Aulia Zahra