Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Kamu Sering Lapar? Jangan-jangan Kena Diabetes!

Tubuh kita itu sebenarnya sangat canggih. Dia bisa berbisik sampai berteriak jika ada yang tidak beres. Sayangnya kita kurang peka akan bisikan dan teriakan dari tubuh sendiri. Baru jam 10 pagi merasa lapar padahal sudah sarapan. Ini contoh nyata bisikan tubuh. Jika tubuh mulai bersuara, coba berhenti sejenak, renungkan apa yang kira-kira ingin dikatakan. Apakah komposisi makanan atau jenis makanan yang kita konsumsi tidak tepat, apakah mental yang sedang tidak baik-baik saja, atau ada penyakit yang mulai bersarang?

 

Apa itu polyphagia?

Polyphagia atau juga dikenal dengan hyperphagia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa lapar yang berlebihan yang tidak hilang walaupun sudah makan. Polyphagia bisa disebabkan beberapa hal:

  • terlalu banyak karbohidrat dan kurang protein, lemak baik, dan serat
  • gangguan hormon: diabetes, hipertiroid, kehamilan, premenstrual syndrome (PMS), dll
  • masalah kesehatan mental: stres kronis, gangguan kecemasan, depresi, gangguan tidur, dll
  • efek samping beberapa obat: kortikosteroid misalnya prednison, metilprednisolon, anti alergi, anti depresi, dll
  • gaya hidup yang tidak sehat seperti sering begadang, kurang minum, makan buru-buru

 

Apa itu 3P gejala klasik diabetes?                                                                    

Gejala klasik dari diabetes adalah 3P, yaitu:

  • Polyphagia (rasa lapar yang berlebihan)
  • Polydipsia (haus terus)
  • Poliuria (sering berkemih)

 

Jadi sering merasa lapar walaupun sudah makan bisa menjadi petunjuk ke arah diabetes. Tetapi jangan dibalik ya, tidak ada gejala apapun tidak menutup kemungkinan menderita diabetes. Diabetes, apalagi di tahap dini, kerap tidak memberikan gejala apapun. Kalau pun ada gejala, gejala tidaklah jelas sehingga sering disalahartikan sebagai sesuatu yang lain. Sering merasa lelah dan penglihatan kabur misalnya, kerap disangka sebagai beban kerja yang berlebihan, kurang istirahat, dan mata yang butuh kacamata baru.

 

Kemungkinan ke arah diabetes akan semakin besar bila:

  1. disertai gejala lain, seperti:
  • sering merasa haus (polidipsia)
  • frekuensi buang air kecil yang meningkat terutama di malam hari (poliuria)
  • mudah lelah, lemas, atau lemah
  • berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
  • penglihatan menurun atau kabur
  • luka lambat sembuh
  • mulut dan kulit terasa kering
  • sering terkena penyakit infeksi misalnya di gusi, kulit, saluran kemih, dll
  • keputihan
  • kesemutan, baal, atau rasa terbakar di kaki dan tangan
  • gatal-gatal
  • warna kulit di selangkangan, ketiak, dan leher menjadi lebih gelap, kehitaman, atau kecoklatan
  • impoten

 

2. memiliki faktor risiko:

  • riwayat keluarga sedarah (orang tua atau saudara kandung) yang terkena diabetes
  • berat badan berlebih atau obesitas
  • jarang olahraga dan malas bergerak
  • hipertensi
  • kolesterol darah meningkat
  • riwayat penyakit jantung
  • pola makan tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak jahat, dan rendah serat)
  • umur (semakin berumur, semakin tinggi risiko)
  • terkena Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
  • pernah mengalami gestational diabetes (diabetes pada masa kehamilan)

 

Pemeriksaan darah seperti gula darah puasa, 2 jam sesudah makan, dan HbA1c akan memastikan diagnosis diabetes.

Tubuh kita adalah teman hidup sepanjang hayat, dia ingin sehat bersama kita. Jangan tunggu sampai dia menjerit. Balaslah bisikan pertama dengan perhatian dan  tindakan. Segera menjawab walaupun tubuh baru berbisik. Kesehatan kita bukan hanya sekadar angka di hasil laboratorium saja.

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia