Belakangan ini, topik vasektomi menjadi tren di platform media sosial X karena terdapat unggahan dari seorang wanita yang menyatakan, “Ih, seneng banget calon suamiku setuju buat veksetomi.” Ternyata, yang dimaksud adalah vasektomi.
Apa Itu Vasektomi?
Vasektomi atau yang dikenal dengan Metode Operasi Pria (MOP), adalah sebuah tindakan pembedahan yang dilakukan dengan memotong, mengikat, atau menyumbat saluran sperma. Tujuan tindakan ini adalah mencegah keluarnya sperma dari tempat penyimpanannya dan bergabung bersama dengan cairan ejakulasi. Ketidakhadiran sperma dapat menurunkan risiko terjadi kehamilan sehingga vasektomi digolongkan sebagai sebuah metode kontrasepsi pria.
Cairan ejakulasi yang juga disebut sebagai cairan mani atau cairan semen mengandung:
- 65-75% cairan dari kelenjar vesikula seminalis yang berisi fruktosa sebagai sumber energi bagi sperma dan zat yang membantu motilitas sperma
- 25-30% cairan dari kelenjar prostat yang berfungsi melindungi sperma
- 1-5% sperma yaitu sel reproduksi pria yang bertanggung jawab atas pembuahan
- Cairan dari kelenjar Cowper yang berguna untuk menetralkan keasaman uretra dan menjadi pelumas.
Jadi, setelah tindakan vasektomi, pria akan tetap mengeluarkan cairan saat ejakulasi, tetapi cairan tersebut hanya akan terdiri dari cairan dari vesikula seminalis, prostat, Cowper, dan berbagai kandungan lainnya dan tidak mengandung sperma. Jumlah cairan akan berkurang tetapi tidak signifikan karena total jumlah sperma hanya kurang dari 5%.
Apakah Sperma Tetap Diproduksi?
Sperma tetap diproduksi oleh testis, tetapi akan tetap berada di tempat penyimpanan. Setelah vasektomi, sperma yang ada dalam tempat penyimpanan akan tetap berada di situ dan akan diserap oleh tubuh kembali tanpa menimbulkan efek apapun.
Vasektomi dan Kemampuan Seksual Pria
Banyak pria khawatir dengan menurunnya kemampuan seksual ketika dilakukan vasektomi. Padahal, vasektomi hanya memutus aliran sperma ke cairan mani, tanpa mempengaruhi produksi hormon testosteron yang berfungsi mengatur libido, kemampuan ereksi, massa otot, tulang, lemak, rambut, dan berbagai fungsi lainnya. Testis atau buah zakar tetap membuat hormon testosteron. Hormon ini tidak ditampung di dalam tabung epididimis, tempat sperma ditampung dan dimatangkan. Setelah dibentuk, testosteron akan masuk ke dalam darah melalui berbagai pembuluh darah di sekitar testis. Jadi, jalur antara hormon testosteron dan sperma berbeda.
Siapa yang Bisa Menjalani Vasektomi?
Vasektomi ditujukan bagi pria yang telah memutuskan untuk tidak akan memiliki dan tidak menginginkan anak biologis lagi. Pertimbangan dan diskusi matang yang melibatkan pasangan dan keluarga perlu dilakukan karena tindakan ini bersifat permanen, terutama jika saluran dipotong.
Syarat untuk dapat menjadi akseptor vasektomi adalah:
- Tidak ingin punya anak lagi
- Sukarela dan telah mendapat konseling vasektomi
- Mendapat persetujuan dari istri
- Jumlah anak sudah ideal, sehat jasmani, dan rohani
- Umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun
- Mengetahui prosedur vasektomi dan akibatnya
- Menandatangani formulir persetujuan (informed consent).
Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia