Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Kesalahan Penggunaan Hand Sanitizer

Mencuci tangan merupakan tindakan sederhana yang mudah dilakukan dan sepenuhnya di bawah kontrol kita. Sejak Covid-19 mewabah di mana-mana, seruan cuci tangan semakin gencar dilakukan. Jumlah orang yang mulai membiasakan diri untuk cuci tangan meningkat drastis. Perusahaan kita pun telah menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai.

Meski demikian, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir tidak selalu memungkinkan untuk dilakukan. Alternatif cuci tangan pun jatuh pada penggunaan hand sanitizer. Namun perlu diingat, hand sanitizer tidak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi sabun dan air mengalir. Hand sanitizer hanya dapat digunakan jika tangan secara kasatmata terlihat bersih. Jika tangan terlihat kotor dan berminyak, gunakan sabun dan air mengalir. Hand sanitizer juga tidak efektif membasmi beberapa jenis kuman dan virus, misalnya Cryptosporidium, norovirus, Clostridium difficile. Jadi, segera setelah memungkinkan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Penggunaan hand sanitizer dengan cara yang salah dapat menurunkan kemampuannya dalam membasmi bakteri, virus, dan kotoran lainnya. Berikut ini 10 cara salah dalam penggunaan hand sanitizer:

  1. Hanya digunakan untuk menggosok telapak tangan. Hand sanitizer harus digunakan pada seluruh tangan meliputi telapak tangan, punggung tangan, sela jari, ujung jari, ibu jari, dan pergelangan tangan.
  2. Jumlah hand sanitizer tidak memadai. Pada umumnya gunakan hand sanitizer sesuai dengan anjuran pemakaian yang tertera pada botolnya. Ukuran yang biasa dianggap cukup adalah 3 ml, atau kira-kira setengah sendok teh, atau kira-kira seukuran uang logam 500 rupiah. Tentunya jumlah ini disesuaikan dengan ukuran tangan. Agar mudah, jumlahnya dianggap cukup apabila cairan telah dapat digunakan untuk menggosok seluruh bagian tangan selama minimal 20 detik.
  3. Tidak mengandung alkohol minimal 60% atau bahkan tidak mengandung alkohol. Takaran alkohol yang dianggap efektif untuk membasmi virus penyebab Covid-19 minimal 60%. Beberapa hand sanitizer tidak mengandung alkohol sama sekali. Bacalah kandungan alkohol dengan cermat pada kemasannya. Tisu basah bayi pada umumnya tidak mengandung alkohol.
  4. Kurang lama menggosok-gosok tangan. Mencuci tangan dengan hand sanitizer pada dasarnya serupa dengan sabun dan air mengalir. Dibutuhkan tindakan menggosok-gosok seluruh bagian tangan minimal 20 detik. Jika kurang dari itu, virus penyebab Covid-19 belum sepenuhnya inaktif. Agar mudah, nyanyikan lagu atau sepotong lagu (misalnya refrain dari lagu) yang lamanya 20 detik. Contohnya, “Lihat Kebunku” atau 2 kali lagu “Happy Birthday”.
  5. Tidak melepas cincin, gelang, atau jam tangan. Sama seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, kulit di bawah perhiasan (cincin, gelang, jam tangan) juga harus turut digosok-gosok. Karena itu, simpan perhiasan di tempat yang aman (tas atau kantong) sebelum menggunakan hand sanitizer. Jangan lupa bersihkan juga perhiasan tersebut dan botol hand sanitizer.
  6. Hand sanitizer sudah kedaluarsa. Perhatikan tanggal kedaluarsa dalam kemasan. Biasanya hand sanitizer kedaluarsa setelah 2 sampai 3 tahun setelah diproduksi. Hand sanitizer yang kedaluarsa tidak berbahaya jika digunakan, hanya saja efektivitasnya menurun.
  7. Tidak menyimpan hand sanitizer dengan baik. Alkohol dalam hand sanitizer dapat menguap dan turun kadarnya jika terpapar cahaya matahari, panas, dan udara. Karena itu, simpanlah dalam tempat yang sejuk, jauh dari paparan cahaya matahari, dan tutuplah dengan rapat setelah digunakan. Hindari membuka botol lama-lama.
  8. Digunakan pada tangan yang terlihat kotor, berminyak, dan basah. Hand sanitizer tidak efektif untuk membersihkan kotoran yang kasatmata (tanah, lumpur, debu, dll), minyak, pestisida, logam berat, dan lain-lain. Jika tangan terlihat kotor, gunakan sabun dan air mengalir. Tangan yang basah sebaiknya dikeringkan dahulu sebelum penggunaan hand sanitizer. Air atau keringat yang ada di tangan akan ‘mengencerkan’ kadar alkohol sehingga berpotensi menurunkan efektivitasnya.
  9. Meniup-niup hand sanitizer agar cepat kering. Alkohol dalam hand sanitizer membutuhkan waktu untuk bekerja. Tetap gosok-gosok seluruh bagian tangan sampai seluruh cairan kering, minimal selama 20 detik. Tindakan meniup-niup tangan juga berpotensi memindahkan bakteri atau virus dari mulut ke tangan.
  10. Mengeringkan hand sanitizer dengan tisu, kain, atau saputangan. Jangan mengelap cairan hand sanitizer yang tersisa di tangan. Tetap gosok-gosok tangan sampai kering. Jika cairan tetap ada sesudah 30 detik, artinya jumlah yang digunakan terlalu banyak, kurangilah jumlahnya pada pemakaian berikutnya.

 

Hal-hal kecil sering terlewatkan dan dianggap sepele. Dalam hal mencuci tangan, hal-hal yang dianggap sepele bisa membuat perbedaan besar karena tangan yang terlihat bersih belum tentu bersih sepenuhnya. Merasa tangan sudah bersih tidak selalu berarti tangan benar-benar sudah bersih. Mari lakukan 4M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan) dengan cara yang benar dan konsisten.

(dr. Santi/Medical Center KG @kenapayadok.com)