Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Lapar Terus, Normal Nggak Sih?

Lagi asyik meeting, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari perut teman di sebelah. Kalau dia sohib, kita lirik, cengar-cengir, lalu maklum sambil sodorin permen atau coklat. Rasa lapar sebenarnya termasuk panggilan alami untuk makan agar tubuh nggak kehabisan energi. Tapi nggak semua lapar itu benar, kadang itu alarm palsu!

 

Bedain Rasa Lapar yang Normal vs yang Nggak Normal

Lapar yang normal merupakan panggilan alami mempunyai ciri-ciri:

  • muncul karena gula dalam darah turun, simpanan energi mulai menurun, lambung telah kosong, dan telah mendekati jadwal makan
  • biasanya muncul sekitar 4 jam sesudah makan berat (bukan ngemil)
  • hilang setelah makan
  • muncul secara bertahap
  • nggak terasa mendesak dan dapat ditunda
  • terpuaskan dengan makanan yang sehat
  • nggak ada drama dengan gejala lain yang mengganggu, paling cuman sedikit pusing, sakit kepala ringan, atau lemas tipis-tipis.

 

Rasa lapar yang nggak normal alias alarm palsu

  • muncul cepet banget (<2 jam habis makan berat)
  • habis makan, nggak lama lapar lagi
  • penginnya makanan yang spesifik: coklat, es krim, gorengan
  • muncul tidak tertahankan, susah ditunda (rasanya urgent banget)
  • baru puas kalau makan yang manis atau berlemak
  • pakai drama lebay dengan gejala: keringat dingin, lemas banget, pusing, mood swing, ngantuk, dll.

 

Lapar yang nggak normal itu datang bukan penanda orangnya rakus, tapi bisa jadi itu bisikan tubuh adanya masalah fisik seperti:

  • penyakit: pre-diabetes, diabetes, gangguan tiroid yaitu hipertiroid, malnutrisi
  • hormonal: ibu hamil, menyusui, pre-menstrual sindrom (PMS)
  • efek samping beberapa jenis obat (anti histamin, anti depresi, steroid, dll)
  • aktivitas fisik yang over tanpa asupan makanan yang cukup
  • kurang tidur
  • kurang minum
  • isi piring yang nggak bener, kebanyakan karbohidrat, apalagi karbo yang sederhana, kurang serat, protein, dan lemak baik
  • makan terlalu cepat, ingat, sinyal kenyang baru dikirim ke otak 20 menit setelah suapan pertama dimulai

 

Nggak cuma masalah fisik aja, kadang lapar bukan dari perut tapi dari pikiran sama urusan mental. Misalnya:

  • gangguan makan (binge eating disorder, bulimia, dll)
  • stress
  • depresi
  • anxiety disorder
  • emosi yang nempel ke makanan: liat iklan langsung lapar, nyium aroma auto craving.

 

So, what to do?

  • Catatlah pola makan dan rasa lapar yang beneran dan bohongan yang terjadi.
  • Amati kesehatan secara umum sekaligus gejala-gejala lain yang dirasakan.
  • Upgrade pola makan, kurangi karbohidrat sederhana, cukupi protein, lemak baik, serat.
  • Jangan dilupakan cukup minum juga, ya!
  • Jalankan gaya hidup sehat lainnya: hidup aktif, rutin olahraga, cukup tidur, dan hindari stres berlebih.
  • Cek kesehatan berkala, even kamu ngerasa fit dan kelihatan baik-baik saja.
  • Konsultasikan ke tenaga kesehatan kalau ngerasa ada yang nggak beres.

 

Berhubung penyebab lapar itu macam-macam, maka jawaban keroncongan di perut nggak selalu berbentuk sepiring nasi padang atau sepotong gede cake coklat. Lapar yang muncul mungkin bukan sekadar ‘perlu makan’ tapi bisa jadi itu bisikan tubuh soal hormon, stres, atau cubitan untuk pola hidup yang perlu ditata ulang.

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia