Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Latihan Pernapasan

Sesak napas adalah keadaan yang tidak menyenangkan, di mana saluran pernapasan termasuk paru-paru mengalami kesulitan untuk mendapatkan udara secara utuh. Penyakit COVID-19 merupakan salah satu penyebab terjadinya sesak napas.

Sesak napas yang perlu segera mendapatkan penanganan medis dapat dikenali dengan :

  • Terjadi kesulitan bernapas
  • Terasa sesak dan tekanan pada dada yang tidak kunjung hilang
  • Bibir dan sekitarnya terlihat berwarna biru atau kebiruan
  • Disertai dengan kebingungan
  • Saturasi oksigen turun di bawah 93 %
  • Frekuensi napas (jumlah pernapasan dalam waktu 1 menit) melebihi 24 kali per menit
  • Sesak napas disertai dengan demam yang tinggi atau semakin tinggi, mual, muntah, diare yang parah
  • Mengalami penurunan kesadaran

Eitss Jangan Panik! Begini Cara Melatih Pernapasan untuk Menaikkan Saturasi Oksigen | KamuSehat

Jika sesak napas yang dialami adalah sesak yang ringan, ada beberapa latihan pernapasan yang dapat dilakukan sendiri di rumah. Pernapasan bibir mengerucut (pursed-lip breathing). Caranya :

  • Duduk atau berdiri dengan posisi yang nyaman.
  • Kendurkan otot di leher dan pundak.
  • Tutup mulut dan tarik napas perlahan melalui hidung selama 2 hitungan.
  • Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut dengan bibir yang dibentuk seperti akan meniup lilin atau akan bersiul. Lakukan selama 4 hitungan.

 

Teknik proning. Teknik ini tidak dapat digunakan bila ada kondisi :

  • Ada tulang yang tidak stabil, retak, atau patah
  • Ada luka terbuka atau luka bakar
  • Pernah mengalami operasi trakea
  • Sedang hamil
  • Ada gangguan jantung.

 

Proning dilakukan dengan cara :

Posisi 1 : pasien berbaring tengkurap, dengan kata lain, berbaring di atas perut. Lakukan selama 30 menit. Gunakan bantal di bawah leher, pinggul, dan kaki.

Posisi 2 : pasien pindah posisi dari tengkurap ke posisi berbaring miring di sisi kanan selama 30 menit. Bantal digunakan di bawah leher, pinggul, dan dijepit di antara dua kaki.

Posisi 3 : pasien pindah posisi dari posisi 2 ke posisi setengah duduk atau bersandar pada bantal sebagai penyangga tubuh. Lakukan selama 30 menit.

Posisi 4 : pasien pindah posisi dari posisi 3 ke posisi berbaring miring di sisi kiri selama 30 menit. Bantal digunakan di bawah leher, pinggul, dan dijepit di antara dua kaki.

Untuk menghindari tekanan pada perut, jangan melakukan teknik proning setelah makan. Beri jarak setidaknya 1 sampai 2 jam sesudah makan. Upayakan sirkulasi udara yang baik dalam ruangan. Boleh dilakukan sembari mendengarkan musik yang lembut dan menenangkan.

Pernapasan dengan menggunakan otot perut dan diafragma. Boleh dilakukan dalam keadaan duduk, setengah duduk, atau berdiri. Kendurkan otot, lemaskan daerah bahu, duduk atau mengambil posisi santai. Letakkan satu tangan di daerah perut dan tangan sebelah lagi diletakkan di daerah dada. Tarik napas melalui hidung dan usahakan agar perut bergerak dan terasa mengembang. Rasakan pergerakan selama bernapas dengan kedua tangan. Daerah perut harus bergerak lebih banyak dibandingkan daerah dada. Hembuskan napas melalui bibir perlahan-lahan sambil merasakan perut mengempis. Ulangi sampai 10 kali.