Mungkin, kita dituntut untuk mencapai kesempurnaan. Kita dilarang untuk menangis. Kita dipaksa untuk menyampingkan rasa penasaran kita biar nggak berulah. Kita dibanding-bandingkan dengan yang lain. Dan, kita diberi banyak tuntutan untuk jadi ini-untuk jadi itu.
Intinya, semua itu mengarahkan kita untuk menjadi sempurna.
“Jadi sempurna!”
“Jadi sempurna!”
“Jadi sempurna!” - Ardhi Mohamad
Kalau dipikir-pikir, tuntunan untuk menjadi sempurna itu selalu menyertai kehidupan kita, iya kan? Tak jarang pula kita selalu mengerahkan banyak usaha untuk meraih kesempurnaan itu. Tak jarang pula di tengah-tengah perjuangan itu kita sering merasa stress, tidak mampu, tak berdaya, dan berbagai rasa negatif lain.
Untuk menangis-pun rasanya sungkan. Sudah besar katanya. Mau cerita tentang hal yang dirasakan-pun rasanya gak enak. Takut dicap buruk, takut membebani, takut oversharing, dan mungkin masih banyak berbagai ketakutan lainnya.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan ya cuma berusaha bertahan dan menyimpan segala ketakutan, keresahan, kecemasan, dan berbagai perasaan tidak enak itu sendiri.
Padahal, ketika kita terlalu banyak memendam masalah, tidak dapat menyalurkan ekspresi dan emosi yang dirasakan dengan baik, serta tidak dapat melakukan strategi penyelesaian konflik (strategi coping) yang baik bisa jadi membuat kita terancam mengalami gangguan kesehatan mental, lho!
Sayangnya, masih banyak sebagian orang yang menganggap remeh soal kesehatan mental. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa rasa-rasanya kesehatan fisik lebih penting dibandingkan kesehatan mental. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, pemikiran seperti itu dapat menjerumuskan kita pada kondisi stress ataupun burnout yang menjembatani terjadinya gangguan kecemasan (anxiety), depresi, dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya.
Sebelum beranjak pada pembahasan kasus kecemasan dan depresi, ada baiknya teman-teman mengetahui apa dan seberapa penting kesehatan mental itu. World Health Organization (WHO) yang merupakan organisasi kesehatan dunia menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan suatu keadaan dimana seorang individu menyadari kemampuannya dalam mengatasi stress, bekerja secara produktif, serta berkontribusi terhadap komunitas atau masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut, teman-teman dapat menggarisbawahi bahwa kesehatan mental juga tak kalah penting dari kesehatan fisik bukan? Dalam hal ini, ketika kesehatan mental kita terganggu, tentunya kita tidak dapat beraktivitas secara produktif seperti sedia kala. Tak hanya keterbatasan beraktivitas, nyatanya studi yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health (2015) menunjukkan bahwa kesehatan mental dapat berpengaruh pada kesehatan fisik. Misalnya, ketika seseorang mengalami depresi, seseorang tersebut beresiko pula mengalami gangguan kesehatan fisik lainnya seperti terganggunya fungsi tubuh yang dapat menjembatani terjadinya diabetes, penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit fisik lainnya karena suasana sedih yang mendalam, kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai, merasa tidak berharga, dan merasa putus harapan dalam melakukan segala sesuatu.
Berbicara soal depresi, data penelitian terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan bahwa depresi dan gangguan kecemasan (anxiety) masih menduduki peringkat teratas sebagai gangguan kesehatan mental yang mengancam kondisi kesehatan bahkan nyawa seseorang di Indonesia. Tentunya, hal ini berlaku pula untuk kelompok karyawan mengingat depresi sudah mulai menyerang seseorang sejak usia 15 tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Tentunya, keadaan depresi dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya tidak ingin menimpa teman-teman bukan? Untuk itu, mulai sekarang buang jauh-jauh pemikiran bahwa kesehatan mental itu tidak penting ya teman-teman!
Untuk mengetahui apakah kondisi mentalmu sudah baik, yuk coba test sederhana berikut!
1. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu merasa tidak sanggup mengatasi kesulitan?
a. Iya bener banget! (nilai: 1)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 5)
2. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu merasa tidak berharga dan tertekan?
a. Iya bener banget! (nilai: 1)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 5)
3. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu menikmati kegiatan atau pekerjaan sehari-harimu?
a. Iya bener banget! (nilai: 5)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 1)
4. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu merasa tenang dan damai?
a. Iya bener banget! (nilai: 5)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 1)
5. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu susah tidur dan lebih banyak khawatir?
a. Iya bener banget! (nilai: 1)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 5)
6. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu dapat menghadapi masalah-masalah yang ada?
a. Iya bener banget! (nilai: 5)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 1)
7. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu lebih sering merasa bahagia dan sejahtera?
a. Iya bener banget! (nilai: 5)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai 1)
8. Dalam satu bulan terakhir, apakah kamu lebih sering merasa tidak berguna?
a. Iya bener banget! (nilai: 1)
b. Kadang-kadang sih (nilai: 3)
c. Nggak tuh! (nilai: 5)
Berikut merupakan gambaran hasil keadaan tubuh kamu saat ini:
*Keterangan Skor:
8 - 23 = Kondisi kesehatan mentalmu perlu diperhatikan!
Kondisi kesehatan mentalmu sedang tidak baik-baik saja. Saat ini kamu mungkin merasakan kecemasan berlebih dengan kondisi yang tertekan berat. Sepertinya masalah yang kamu alami membuatmu kurang menikmati dan menjalani rutinitas kegiatanmu sehari-hari. Mungkin juga kamu merasa tidak berdaya. Jangan khawatir, jika kamu butuh bantuan profesional untuk memaksimalkan kesejahteraan mentalmu, kamu bisa berdiskusi dengan psikolog profesional di layanan Pojok Konseling Kompas Gramedia ya!
24 - 39 = Kondisi kesehatan mentalmu cukup baik!
Saat ini kamu bisa dibilang memiliki kondisi mental yang cukup sehat. Kamu dapat menjalankan berbagai aktivitas yang mungkin diantaranya terdapat beberapa stressor yang mengancammu, namun kamu masih bisa mengelolanya dengan cukup baik. Terus tingkatkan ya! Untuk bisa meningkatkan kondisi mental yang sehat, kamu juga masih bisa berkonsultasi mengenai kondisi mentalmu lebih dalam dengan psikolog profesional di layanan Pojok Konseling Kompas Gramedia loh!
40 = Kondisi mentalmu sudah sangat baik!
Saat ini kamu bisa dibilang memiliki kondisi mental yang sangat sehat. Kamu merasa nyaman dan dapat menikmati hidupmu dengan baik. Kamu juga dapat melakukan berbagai aktivitas produktif dengan baik. Selain itu, kamu juga cenderung memiliki kontrol penuh terhadap hidupmu. Terus pertahankan ya! Untuk bisa mempertahankan kondisi mental yang sehat, kamu juga masih bisa berkonsultasi mengenai kondisi mentalmu lebih dalam dengan psikolog profesional di layanan Pojok Konseling Kompas Gramedia loh!
Selain mencoba tes sederhana diatas, terdapat beberapa rekomendasi aktivitas sederhana lainnya sebgai langkah awal teman-teman untuk mulai menjaga kesejahteraan mental loh. Yuk simak penjelasannya!
1. Hargai dan Cinta Diri Sendiri
Penelitian yang dilakukan oleh Neff (2011) membuktikan bahwa dengan menghargai dan mencintai diri sendiri nyatanya dapat membuat kesehatan mentalmu terjaga loh!
Untuk mulai mempraktekannya pun sebenarnya cukup sederhana. Mulai dengan membiasakan diri dengan memperlakukan dan melihat diri sendiri dengan positif, menghargai setiap proses dan pencapaian sekecil apapun itu, meluangkan waktu untuk melakukan hobi atau me time, serta bersyukur atas segala hal yang sudah kamu miliki sekarang.
Sebaliknya, hindari terlalu banyak menyalahkan diri dan membandingkan dirimu dengan orang lain ya!
2. Akui perasaan dan emosi negatif
Merasakan emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, dan berbagai emosi negatif lainnya merupakan hal yang normal. Untuk bisa melewatinya, kamu perlu mengenali dan mengakui perasaan tersebut.
Jika kamu sudah mengenal dan mengakui emosi tersebut, kamu dapat meredakannya dengan cara positif, misalnya dengan melakukan meditasi dan relaksasi. Dengan begitu, emosi dan perasaan negatif tersebut tidak akan berlarut-larut dan membawa dampak buruk bagi kesehatanmu.
3. Membuat perencanaan hidup dengan membuat perencanaan jangka pendek dan panjang
Untuk menghindari stress dan tekanan berlebih, cobalah membuat daftar perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam perencanaan ini, kamu juga dapat menambahkan beberapa cara untuk mencapainya juga loh! Hal ini ditunjukkan agar langkah yang kamu ambil lebih terarah, sejalan, dan tidak terlalu membuang banyak waktu untuk kegiatan lain yang tidak relevan.
4. Mengikuti kegiatan komunitas ataupun kemanusiaan.
Selain beberapa hal diatas, mengikuti kegiatan komunitas ataupun kemanusiaan juga dapat meningkatkan kesejahteraan mentalmu loh! Hal ini dapat membuatmu merasa memiliki teman ataupun social support dari berbagai orang-orang yang bergabung. Mengikuti kegiatan kemanusiaan dan komunitas ini juga dapat mengurangi rasa kesepian karena adanya social support dan berbagai kegiatan positif lainnya!
Bagaimana teman-teman? Apakah setelah membaca artikel dan mencoba mengikuti tes sederhana diatas sudah dapat membantu teman-teman merefleksikan kondisi teman-teman saat ini?
Mulai sekarang, yuk lebih semangat menjaga dan meningkatkan kesehatan mentalmu! Untuk menambah semangat menjaga kesehatan mental, teman-teman juga dapat mengikuti kegiatan komunitas, rangkaian webinar, sampai berbagai artikel mengenai kesehatan mental lainnya yang ada di MyKG.
Jika ingin berkonsultasi dan mendapatkan dukungan dari tenaga profesional, teman-teman bisa memanfaatkan layanan Pojok Konseling pada laman MyKG: Employee Assistance Program disini!
Yuk mari manfaatkan peluang baik ini sebagai sarana melakukan peningkatan kesejahteraan mental yang lebih sehat dan siap memberikan aksi nyata dengan berdampak baik di masyarakat!