Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Makanan Lebaran Masih Sisa? Yuk, Intip Trik Aman Mengolahnya!

Lebaran sudah berlalu. Terlepas dari makna religi, lebaran terasa erat melekat dengan adat mudik, oleh-oleh, pakaian baru, dan tentunya hidangan lezat khas lebaran. Meja makan ditata apik dengan barisan piring berisi opor ayam, rendang, sambal goreng ati, ketupat, sayur nangka, hingga berbagai toples penuh dengan kue-kue kering. Namun, sering kali makanan tersebut disiapkan dalam jumlah besar dan meninggalkan banyak sisa yang dikonsumsi berhari-hari setelah lebaran usai. Meski tampak praktis, mengonsumsi makanan sisa berpotensi mengakibatkan sejumlah risiko kesehatan, seperti:

1. Risiko Keracunan Makanan

Berbagai mikroba seperti bakteri dan jamur dapat bertumbuh ketika cara menyimpan makanan sisa tidak tepat. Mikroba tersebut dapat menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, diare, dan sebagainya.

Hidangan lebaran berbasis santan seperti opor lebih mudah rusak karena kandungan lemak dari santan mudah mengalami oksidasi dan berbagai bakteri menyukai berada dalam santan karena kandungan nutrisi di dalamnya.

2. Penurunan Kualitas Zat Gizi

Makanan sisa yang dipanaskan berkali-kali dapat kehilangan sebagian nilai kandungan nutrisinya. Beberapa jenis vitamin seperti vitamin C dan vitamin B memiliki sifat yang sensitif terhadap panas dan oksidasi udara. Kandungannya akan menurun jika makanan dipanaskan dan berkontak dengan udara. Selain itu, kandungan protein dalam daging juga dapat mengalami penurunan kualitas karena proses pemanasan.

3. Rasa dan Aroma yang Berubah

Jika disimpan terlalu lama, makanan akan mengalami perubahan rasa, tekstur, dan aroma. Akibatnya, makanan tidak lagi menggugah selera dan bahkan bisa  berbahaya bila dikonsumsi. Perubahan rasa dan aroma sering kali merupakan petunjuk bahwa makanan sudah tidak layak dikonsumsi lagi.

4. Pembentukan Senyawa Berbahaya

Beberapa jenis makanan, terutama yang berbahan dasar karbohidrat yang dimasak dalam suhu yang tinggi dan dalam waktu yang lama seperti kentang goreng, berpotensi menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida. Pemanasan berulang akan menambah jumlah kandungan akrilamida.

 

Cara Aman Mengolah Makanan Sisa

 

Cara Menyimpan:

  •  Simpan makanan di kulkas dalam keadaan dingin.
  • Makanan yang sudah matang boleh dibiarkan paling lama selama 2 jam sejak matang sampai saat akan disimpan dalam kulkas. Jika lingkungan panas dan lembab, maka paling lama 1 jam sudah harus disimpan dalam kulkas.
  •  Gunakan wadah yang bersih.
  • Beri tanggal penyimpanan pada wadah untuk membantu menentukan jangka waktu penyimpanan makanan.
  • Usahakan simpan dalam porsi yang cukup untuk sekali makan untuk menghindari makanan dipanaskan berulang kali.
  •  Tutup wadah dengan rapat.
  • Gunakan wadah yang berbeda untuk setiap masakan. Hindari mencampur berbagai makanan dalam satu wadah.

 

Cara Memanaskan:

  •  Panaskan hanya untuk sekali makan saja. Pemanasan dalam jumlah besar akan menyebabkan makanan yang tidak habis disimpan ulang.
  •  Hampir seluruh makanan dapat dengan aman dipanaskan dengan menggunakan api sedang. Penggunaan api besar dapat membuat makanan cepat panas, tapi berpotensi mengubah tekstur dari beberapa jenis makanan. Selain itu, penggunaan api besar bisa membuat pemanasan makanan tidak merata di seluruh bagian.
  •  Aduk-aduk ketika memanaskan agar seluruh bagian panas merata.
  • Umumnya dianggap aman jika seluruh bagian makanan dipanaskan setidaknya mencapai suhu 74°C.
  •  Jangan ragu membuang makanan yang terlihat atau berbau mencurigakan.

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia