Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Mari Menjaga Napas

Bernapas adalah aktivitas yang kerap dan bisa kita jalani tanpa sadar. Terkadang berbagai penyakit bisa mengganggu saluran pernapasan. Timbul macam-macam gejala, batuk, bersin, hidung berair. Sayangnya banyak yang masih belum mengenal baik saluran napas sehingga begitu timbul keluhan, langsung dihantam dengan antibiotik. Yuk, mengenali si penjaga napas. Menjaga napas adalah menjaga hidup!

Saluran pernapasan kita dilindungi oleh sistem imunitas tubuh secara berlapis, yaitu:

  • bulu hidung, gerbang tubuh penghambat masuknya berbagai benda asing (debu, alergen, asap, dll) maupun makhluk (misalnya nyamuk, bakteri, virus, parasit) yang berpotensi membahayakan
  • selaput lendir hidung yang membuat lendir untuk menyulitkan benda asing masuk
  • rambut getar (silia) yang bergerak ‘menyapu’ keluar lendir beserta semua yang terperangkap di dalamnya
  • refleks batuk, bersin
  • sel imun lokal
  • mikrobiota di sepanjang saluran pernapasan

 

Kenalan dengan batuk, bersin, dan hidung berair

Batuk, bersin, dan hidung berair bersama-sama menjaga saluran napas dengan ‘membuang’ segala sesuatu yang dianggap berpotensi menimbulkan gangguan dalam tubuh kita (disebut sebagai patogen dan benda asing). Batuk dan bersin dapat melempar keluar patogen dan atau benda asing. Sedangkan hidung berair akan menyulitkan patogen dan atau benda asing untuk bergerak masuk lebih dalam ke saluran napas.

Tetapi batuk, bersin, dan hidung berair juga bisa merupakan respons tubuh terhadap lingkungan misalnya ketika kedinginan atau ketika sedang memakan sesuatu yang pedas.

 

Penyebab batuk yang bukan bersumber dari saluran pernapasan:

  • GERD
  • tersedak
  • efek samping obat misalnya obat hipertensi
  • perubahan cuaca, peralihan suhu lingkungan yang ekstrim
  • emosional (batuk psikogenik) misalnya saat stres, cemas
  • gangguan jantung
  • alergi debu, asap, makanan, obat, dll
  • gangguan saraf
  • gangguan hormon.

Beberapa penyebab batuk dan hidung berair yang bersumber dari saluran pernapasan :

  • Infeksi oleh virus, bakteri, jamur, dll
  • Reaksi alergi terhadap debu, polen, bulu hewan
  • Iritan seperti polusi udara, asap, asap rokok, bau yang kuat
  • Asma.

 

Batuk pilek yang disebabkan infeksi virus:

  • Gejala: Batuk kering atau berdahak ringan, hidung berair, sakit tenggorokan, demam ringan, kelelahan
  • Dahak : Biasanya bening atau putih
  • Durasi: 7-10 hari, biasanya sembuh dengan sendirinya, tidak membutuhkan antibiotik.
  • Contoh: Flu, common cold, COVID-19
  • Pengobatan: Istirahat, cairan hangat, dan obat pereda gejala (pereda batuk dan hidung berair, pereda demam, dll) dan tidak membutuhkan antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak berguna dan juga tidak mempercepat proses penyembuhan. Bila perlu ditambahkan vitamin

 

Batuk pilek yang disebabkan infeksi bakteri:

  • Gejala: Batuk berdahak tebal, demam tinggi, nyeri dada, kelelahan ekstrim
  • Dahak: berwarna kuning atau hijau, lebih kental
  • Durasi: Bisa lebih lama, sering memburuk jika tidak disertai dengan pengobatan yang tepat
  • Contoh: Bronkitis bakteri, pneumonia, sinusitis
  • Pengobatan:  Istirahat, cairan hangat, dan obat pereda gejala (pereda batuk dan hidung berair, pereda demam, dll) dan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Pada beberapa kasus infeksi bakteri yang ringan, antibiotik tidak dibutuhkan karena tubuh mempunyai mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan bakteri yang masuk
  • Bila perlu ditambahkan vitamin

 

Segera konsultasi ke dokter jika:

  • Demam disertai dengan berbagai gejala
  • Kesulitan bernapas, sesak napas, napas pendek, mengi
  • Gejala parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Tidak membaik sesudah beberapa hari
  • Keluhan semakin memburuk

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia