Selalu bernapas dengan hidung, hindari bernapas dengan mulut. Tidak seperti hidung, mulut tidak memiliki kemampuan untuk menyaring udara, menjaga kelembaban dan suhu udara, serta menangkal berbagai partikel, bakteri, virus, dll yang tentunya dapat berbahaya jika terhirup masuk. Melakukan berbagai senam pernapasan. Ada beberapa jenis senam pernapasan yang bisa dilakukan seperti pernapasan dengan bibir mengerucut (pursed-lip breathing), pernapasan dengan otot perut atau diafragma, bernapas yang dalam, dan sebagainya.
Mencukupi asupan cairan dengan minum cukup. Jika perlu, batasi asupan kafein dalam kopi dan teh. Kafein menyebabkan orang lebih sering berkemih sehingga rentan dehidrasi jika tidak menjaga asupan minum. Dehidrasi dapat menyebabkan paru bekerja dengan berat. Selain itu, dapat membuat selaput lendir di rongga hidung menjadi kering sehingga tidak dapat berfungsi dengan optimal. Makan makanan yang tinggi serat, mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral. Makanan tersebut adalah berbagai buah dan sayur-sayuran. Protein dibutuhkan untuk kesehatan paru misalnya telur, ikan, ayam, dll. Kopi juga membantu menjaga kesehatan paru. Tentunya tanpa disertai dengan berbagai tambahan lainnya yang tidak sehat seperti gula, krimer, kental manis, dsb.
Hindari makanan olahan, minuman beralkohol, batasi pemakaian gula dan garam, tidak merokok atau terpapar asap rokok. Asap rokok baik yang asap dihirup dari rokok yang menyala, asap yang dihembuskan oleh perokok, maupun asap yang berasal dari rokok yang terbakar, dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Untuk orang yang mengalami gangguan pada paru, batasi atau hindari:
● Makanan yang mengandung gas seperti kol, kembang kol, brokoli, kacang, dll.
● Minuman yang mengandung gas seperti soda.
● Makanan yang tinggi kalori karena akan memicu peningkatan berat badan. Lemak dalam rongga perut akan mendesak rongga dada dan menyulitkan proses kembang kempisnya dada ketika bernapas.
Penulis: dr. Santi/KG Medical Center