Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Mitos atau Fakta, Makan Nasi Dingin Lebih Bagus dari Nasi Hangat

Banyak yang berpendapat bahwa makan nasi lebih baik dari nasi hangat. Anggapan bahwa nasi dingin tidak banyak mengandung gula dan baik untuk diabetes dan yang diet, ada benarnya tetapi perlu diluruskan. Nasi tanak atau nasi matang yang didinginkan memang akan membuat struktur zat pati berubah. Sebagian zat pati berubah menjadi pati resisten. Pati resisten adalah jenis pati yang tidak tercerna dan tidak diserap di dalam usus halus. Pati resisten akan bergerak terus ke usus besar dan kemudian akan keluar dalam bentuk tinja. Jadi sebagian zat pati mengalami perubahan secara bioavailability. Jadi bukan kandungan gulanya yang berubah, tapi penyerapannya dalam tubuh yang berubah.

 

Manfaat Pati Resisten (PR)

Membantu mengontrol kadar gula darah. Ini terjadi karena struktur kimia PR berbeda dengan zat pati, maka PR tidak dapat diubah menjadi glukosa, akibatnya gula dalam darah tidak melonjak.

Memperbaiki sensitivitas insulin yang tentunya baik untuk diabetesi dan sindroma metabolik.

Lebih cepat memberi rasa kenyang dan membuat orang tidak cepat merasa lapar, sehingga membantu program menurunkan berat badan.

Mengatur nafsu makan agar tidak berlebihan. Nafsu makan akan terjaga melalui asam lemak rantai pendek yang diproduksi bakteri baik, rasa kenyang yang tahan lama, dan kadar gula darah yang relatif stabil.

Meningkatkan kesehatan usus dengan memberi makanan pada probiotik.

Membantu menurunkan kolesterol jahat. Efek ini terjadi karena sifat PR yang menyerupai serat dan aktivitas bakteri baik.

Melancarkan buang air besar. Pati resisten mempunyai sifat menyerupai serat, dia akan membantu membentuk massa tinja dan melancarkan pergerakan tinja menuju ke saluran pembuangan. Bermanfaat untuk yang mempunyai penyakit wasir dan juga yang sembelit.

 

Jenis Pati Resisten 

Kebanyakan orang mengira bahwa PR itu nasi dingin. Sebenarnya PR itu hadir dalam berbagai bentuk. Tidak menutup kemungkinan dalam satu jenis makanan terkandung beberapa macam tipe PR.

Tipe 1

Zat pati melekat pada dinding sel berserat dari makanan. Tubuh tidak dapat mencernanya. Banyak dijumpai dalam biji-bijian, berbagai macam kacang, dan gandum.

Tipe 2

Terdapat pada beberapa makanan mentah yang memiliki struktur khusus yang sulit dicerna. Contohnya pisang, ketika mentah, kadar PR tinggi, semakin matang, semakin sedikit kandungan PR.

Tipe 3

Terbentuk secara alami saat makanan yang mengandung zat pati atau bertepung dimasak lalu didinginkan. Misalnya nasi, kentang, ubi, singkong, pasta, dll yang dibiarkan dingin setelah dimasak matang. Proses ini akan membuat sebagian zat pati atau tepung di dalamnya berubah menjadi pati resisten.

Tipe 4

Tipe ini bukanlah tipe yang terbentuk secara alami. Zat pati dimodifikasi atau diproses secara industri.

Tipe 5

Ketika zat pati berikatan dengan lemak tertentu, strukturnya akan berubah dan menjadi sulit dicerna.

 

Jadi nasi yang sudah matang kemudian didinginkan dan segera dimasukkan dalam wadah tertutup dan disimpan di dalam kulkas selama 12-24 jam akan mengandung pati resisten. Nasi boleh dihangatkan sebelum dikonsumsi. Kandungan PR akan sedikit menurun dan dianggap tidak bermakna ketika nasi dingin dihangatkan.

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia