Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

PASCASEMBUH COVID-19, APA SAJA YANG PERLU DIPERHATIKAN?

Akibat Covid-19 yang merebak hampir 3 tahun belakangan ini, seluruh dunia mengalami krisis kesehatan dan sosial ekonomi. Kehidupan jutaan manusia, baik anak-anak maupun dewasa, seolah terhenti: kegiatan sosial dibatasi, sekolah ditutup sementara, bekerja secara jarak jauh. Banyak orang mengalami stres, pelayanan kesehatan di rumah sakit juga terbatas karena banyak nakes terkonfirmasi positif. 

Semenjak ditemukan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020, pemerintah bersama organisasi kesehatan dunia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pandemi dengan cepat. Puji syukur, situasi ini sekarang telah berangsur membaik. Kasus aktif turun sebanyak 6%, kasus sembuh meningkat sekitar 6%, dan angka hunian rumah sakit juga menurun 50%. Meski demikian, situasi pandemi belum usai. Kita masih tetap harus berhati-hati karena kondisi belum aman. Protokol kesehatan tetap harus menjadi prioritas utama. Selain itu, keadaan pascasembuh dari Covid-19 juga wajib menjadi perhatian kita.

Penderita Covid-19 yang sudah sembuh dapat mengalami dampak panjang pada kesehatan. Kondisi ini bisa berlangsung selama hitungan minggu atau bahkan bulan setelah sembuh dari sakitnya. Beberapa dampak jangka panjang yang terjadi pada organ tubuh pasca Covid-19 antara lain:

1. Paru-paru: sering ada sisa tanda infeksi paru, terbentuk jaringan ikat pada paru, sampai terdapat distress napas yang berat sehingga sering menimbulkan keluhan batuk, sesak napas, cepat lelah, napas menjadi cepat terutama bila beraktivitas.

2. Jantung: sering berdebar-debar, denyut lebih cepat, sering berkeringat, nyeri dada.

3. Pencernaan: sering disertai gangguan menelan, gangguan pada suara, mual, tidak nafsu makan, diare, nyeri perut.

4. Saraf dan otot: gangguan memori dan konsentrasi (kabut otak), kekuatan otot berkurang, rasa lemah, tidak ada kekuatan.

5. Gangguan mental: stres, depresi, cemas.

6. Komplikasi lain: kekentalan darah sehingga dapat  mengalami stroke atau serangan jantung  pasca menderita Covid-19.

7. Perubahan indra penciuman dan indra perasa tetap dapat berlangsung sampai  beberapa bulan.

8. Gangguan pada kulit: ruam. 

 

Organ yang terdampak tidak sama pada tiap individu. Ada yang banyak terganggu, ada juga yang ringan-ringan saja. Ada pula beberapa kondisi yang perlu diwaspadai pascasembuh Covid-19, yaitu:

1. LONG COVID: Suatu kondisi ketika seseorang sudah sembuh/dinyatakan negatif dari Covid-19, tetapi masih tetap merasakan gejala seperti di atas sampai beberapa minggu bahkan beberapa bulan pascasembuh Covid-19. Faktor pencetusnya antara lain: stres, cemas, merokok, kerusakan jaringan tubuh, gangguan respons imun, dan gangguan saraf.

2. REINFEKSI: Bila seseorang sudah sembuh dari infeksi virus korona lalu di kemudian hari terinfeksi lagi oleh virus korona varian berbeda, maka disebut reinfeksi. Sementara itu, infeksi ulang yang disebabkan oleh virus dengan struktur sama disebut reaktivasi.

 

Untuk mewaspadai kondisi-kondisi pascasembuh Covid-19, maka pasien perlu melakukan rehabilitasi sebagai berikut:

1. Tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Ingatlah bahwa sembuh dari Covid-19 belum tentu sembuh dari virus. Karena itu, 5M tetap harus jadi prioritas utama.

2. Lakukan olahraga ringan dan teratur minimal 3x seminggu. Beberapa jenis aktivitas ini bisa dicoba: latihan napas, jalan kaki, bersepeda, berenang, kegiatan rumah tangga, latihan otak, menjalankan hobi bermusik, memperhatikan postur duduk dan berdiri, menulis jurnal, atau melukis. Pilih aktivitas sesuai minat dan lakukan sesuai kemampuan. Hindari olahraga di tempat ramai. Jangan terlalu memaksakan diri. Jika lelah, ambil waktu istirahat selama 1–2 jam. Ikuti kegiatan keagamaan atau spiritual. Hindari hal-hal yang dapat memicu stres atau cemas.

3. Untuk menjaga imunitas, konsumsi makanan bergizi seimbang terutama yang mengandung protein tinggi dan rendah gula, lemak, serta garam. Tidur cukup dan berkualitas baik. Konsumsi vitamin terutama yang mengandung komponen vitamin B, C, D, Zinc, mineral, dan antioxidan.

4. Hindari rokok dan alkohol.

5. Jangan lupa juga hal yang sangat penting, yaitu vaksinasi primer dosis lengkap plus booster untuk meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh, serta mengurangi risiko komplikasi reinfeksi dan keparahan sakit.

6. Jaga pola hidup bersih dan sehat baik diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal.

 

Setelah sembuh dari Covid-19, pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan tergantung pada kondisi, keluhan, dan gejala yang masih dirasakan oleh penderita. Pemeriksaan tersebut antara lain:

1. CT-Scan paru/Rontgen Thorax

Covid-19 menyerang paru-paru dan saluran napas. Setelah sembuh dari infeksi virus korona sering didapat keluhan kesulitan bernapas atau sesak napas. Pemeriksaan CT-Scan paru/rontgen thorax perlu dilakukan untuk menilai seberapa jauh kondisi paru terdampak Covid-19. Bila ada riwayat asma atau penyakit paru kronis, maka dapat  dilakukan CT-Scan dan  spirometri untuk evaluasi fungsi paru.

2. USG jantung/Echocardiography

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat fungsi jantung/kemampuan jantung pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami peradangan pada otot jantung.

3. Pemeriksaan D-Dimer

Pemeriksaan D-Dimer perlu dilakukan pada pasien yang sebelumnya mengalami kondisi kritis atau ada gangguan pembekuan darah untuk mengetahui apakah ada kekentalan darah pasca-Covid-19.

4. Pemeriksaan organ lain

Manifestasi atau komplikasi Covid-19 sangat beragam. Oleh karena itu, pemeriksaan ulang bisa disesuaikan dengan gejala yang muncul seperti pemeriksaan darah lengkap, kolesterol, gula darah, kelainan kulit, fungsi saraf, pencernaan, juga telinga-hidung-tenggorokan.

 

Hasil pemeriksaan dan perawatan pasca-sembuh Covid-19 yang tidak parah dapat dikonsultasikan kepada dokter melalui telemedisin untuk memutuskan apakah hasil pemeriksaan tersebut di atas perlu ditindaklanjuti.

Penulis: dr. Hardja Widjaja/Medical Center KG