Sebagian masyarakat merasa panik dan takut dengan penyakit akibat Human Metapneumovirus alias HMPV. Padahal tidak ada yang perlu ditakuti, hanya perlu waspada dan mengambil berbagai tindakan yang diperlukan. Fakta bahwa HMPV mudah menular harus dibarengi dengan fakta bahwa gejala HMPV biasanya ringan saja dan tidak menyebabkan kematian. Kelompok rentan seperti :
- anak di bawah 5 tahun
- lansia di atas 65 tahun
- orang yang mengalami gangguan imunitas tubuh
- penderita asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan penyakit kronis misalnya diabetes
- orang yang mendapatkan kortikosteroid atau obat penekan imun tubuh,
berpotensi mengalami kasus yang lebih berat, bisa menjadi Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (pneumonia, bronkitis), infeksi telinga, serangan asma dan PPOK.
Secara umum penyakit ini tidak mematikan. Angka kematian yang akurat belum tersedia karena keterbatasan data dan tumpang tindih dengan penyakit pernapasan lainnya tetapi dianggap sangat rendah. Berdasarkan data dari artikel yang dipublikasikan di Lancet Global Health di tahun 2021, sebanyak 1% dari kematian terkait infeksi saluran pernapasan bawah pada anak di bawah 5 tahun terkait dengan HMPV.
Pada negara dengan 4 musim, virus ini akan aktif secara periodik terutama di musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di negara dengan 2 musim seperti Indonesia, angka kejadian meningkat biasanya di musim hujan. Hal ini karena :
- virus bertahan dengan baik dalam cuaca dingin
- ketika dingin atau hujan, orang cenderung akan berada dalam ruangan, yang artinya akan berkumpul dengan lebih banyak orang dan lebih lama, potensi penularan akan meningkat
- cuaca dingin membuat kekebalan tubuh sedikit menurun akibat :
- penurunan vitamin D yang berguna untuk menjaga imun tubuh
- pembuluh darah area saluran pernapasan atas menyempit
- selaput lendir dan rambut halus di area hidung dan tenggorokan kurang efektif.
Virus HMPV telah diidentifikasi sejak tahun 2001 tetapi jika berdasarkan pemeriksaan terhadap antibodi terhadap HMPV, sebenarnya telah ada sejak tahun 1950 an, hanya saja belum diidentifikasi. Karena sifatnya yang mudah menular tapi ringan dan penyebaran HMPV sudah lama, sudah menjangkau berbagai penjuru dunia, maka kebanyakan orang telah memiliki sejumlah kekebalan akibat paparan sebelumnya. Jadi kekhawatiran HMPV akan menjadi pandemi terasa berlebihan.
Penularan terjadi dari orang yang terinfeksi baik bergejala maupun tidak bergejala melalui :
- kontak langsung dan erat misalnya bersentuhan, berjabat tangan
- menghirup droplet ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, meludah, dan sebagainya
- menyentuh mulut, hidung, mata dengan tangan yang tercemar virus baik dari kontak langsung maupun melalui benda-benda yang tercemar virus misalnya tombol pintu, gagang telepon, dan lainnya.
Setelah virus HMPV masuk ke dalam tubuh, masa inkubasi, yaitu masa sejak paparan virus terjadi sampai muncul gejala pertama, adalah 3 sampai 6 hari.
Pada umumnya, gejala-gejala hanya ringan saja, menyerupai pilek biasa dan tidak dibutuhkan pengobatan yang spesifik seperti anti virus. Sampai saat ini, baik anti virus maupun vaksin untuk HMPV masih belum ada. Tidak usah khawatir karena tanpa anti virus pun, dalam 7-10 hari, akan sembuh dengan sendirinya. Pengobatan hanya untuk mengurangi gejala seperti obat demam, obat batuk, pilek, dan lain sebagainya. Pada kasus yang berat, dapat diberikan kortikosteroid, oksigen, dan cairan melalui infus. Antibiotik tidak diperlukan kecuali ada infeksi sekunder atau infeksi lainnya.