Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Susah BAB Pasca Idul Adha, Ini Cara Mengatasinya

Hari Raya Idul Adha identik dengan konsumsi daging kurban. Menu berbahan daging kurban yang umum dijumpai adalah gulai, sate, tongseng, tengkleng, empal, rendang. Ada juga yang membuat sop atau kari daging. Penggunaan daging lebih dominan daripada sayuran mengingat ketersediaan daging kurban yang biasanya melimpah. Minimnya asupan sayur dan buah berpotensi menyebabkan keluhan susah buang air besar alias sembelit. Jika dilakukan terus menerus, kurang asupan serat bisa merembet ke berbagai masalah kesehatan seperti:

  • meningkatnya kolesterol jahat dalam darah yang tentunya bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, gagal ginjal, perlemakan hati
  • berat badan rentan bertambah
  • kadar gula darah sulit terkendali sehingga risiko terkena diabetes meningkat
  • risiko terkena kanker usus kolorektal meningkat
  • gangguan keseimbangan bakteri baik usus

 

Mengenal Sembelit

Sebenarnya setiap orang memiliki kebiasaan dan frekuensi buang air besar (BAB) yang berbeda-beda.

Frekuensi BAB yang dianggap normal adalah antara 3 kali sehari sampai 3 kali seminggu. Seharusnya proses BAB dapat dilakukan tanpa rasa sakit dan mengejan secara berlebihan. Tinja yang normal berbentuk seperti sosis dengan tekstur padat atau lembut dan warnanya kuning atau kecoklatan.

 

Susah BAB alias sembelit atau disebut sebagai konstipasi.

Konstipasi adalah kondisi susah BAB dengan frekuensi kurang dari 3 kali seminggu.

Walaupun frekuensi BAB tidak menurun tetapi jika BAB terasa tidak tuntas, maka tetap digolongkan sebagai konstipasi.

Gejala sembelit:

  • Biasanya tinja yang dikeluarkan akan kering, keras, dan bergumpal
  • Ukuran tinja sangat besar atau sangat kecil
  • Mengejan seperti ada yang menghambat keluarnya tinja
  • BAB terasa tidak tuntas
  • Rasa mengganjal di rektum atau sekitar anus
  • Kembung, mual
  • Tidak nafsu makan

 

Sembelit dan Daging Kurban

Sembelit lebih mudah terjadi ketika konsumsi daging kurban (yang umumnya adalah daging merah) dilakukan secara berlebihan tanpa diimbangi dengan konsumsi serat, minum cukup cairan, dan banyak beraktivitas fisik.

Sembelit ini terjadi karena:

  • tidak seperti bahan pangan nabati, bahan pangan hewani tidak mengandung serat, padahal serat dibutuhkan untuk membantu membentuk massa feses dan mempermudah gerakan feses
  • umumnya daging kurban juga mengandung kadar protein dan lemak yang tinggi, lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna sehingga proses gerakan usus melambat
  • daging kurban mengandung zat besi  yang tinggi, asupan zat besi yang berlebihan bisa membuat feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan

 

Mengobati Sembelit

Sembelit yang terjadi saat konsumsi daging kurban dapat diatasi dengan cara mengubah gaya hidup:

  • memperbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran
  • memperbanyak minum air putih
  • banyak bergerak, terutama yang melibatkan anggota tubuh bawah misalnya jalan kaki, sepeda, renang
  • rutin olahraga

 

Jika masih belum juga memberikan hasil, maka dokter akan memberikan:

  • Obat pencahar yang bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan dalam usus sehingga usus tidak menyerap cairan dari tinja. Akibatnya tinja tidak menjadi keras dan terdorong keluar
  • Obat pencahar yang bekerja dengan cara mendorong cairan dari usus ke dalam tinja sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dikeluarkan
  • Obat pencahar yang bekerja dengan merangsang kontraksi usus sehingga mendorong tinja keluar
  • Obat yang mengandung serat sehingga menambah massa pada tinja
  • Obat yang bekerja dengan cara melumasi permukaan tinja agar dapat keluar dengan mudah
  • Enema berupa cairan yang dimasukkan melalui anus untuk melunakkan tinja dan merangsang pergerakan usus

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia