Wellbeing Articles

Counseling

COUNSELING

Waspada Kalau Punya Tubuh Kurus tapi Makan Rakus

Beberapa teman, atau bahkan mungkin kamu juga sering merasa lapar. Padahal belum dua jam, seporsi besar nasi goreng sudah tandas. Tapi ajaibnya, makan terus, tubuh nggak makin gemuk, tetap langsing, malah ada yang semakin kurus. Sebelum kamu iri, kita kupas tuntas kenapa ini bisa terjadi, yuk!

 

Ini beberapa alasan kenapa makan banyak tapi tubuh nggak makin gendut:

  • Massa otot tinggi. Otot rajin bakar kalori, bahkan saat nggak ngapa-ngapain pun otot tetap bekerja bakar kalori.
  • Aktivitas fisik yang tinggi. Berbagai kegiatan fisik olahraga, kerja lapangan, banyak jalan, naik turun tangga, itu membakar banyak kalori. Kalori masuk, langsung auto ludes.
  • Non-Exercise Activity Thermogenesis (NEAT) yang tinggi. Aktivitas NEAT adalah berbagai gerakan yang kecil misalnya berdiri, menggerakkan tangan saat bicara, dll.
  • Genetik. Kalau ini bawaan kurus sejak lahir, ada tubuh yang nggak bisa menyimpan banyak lemak.
  • Metabolisme cepat. Kalau ini bisa bawaan lahir, tapi bisa juga lho dibentuk dari kebiasaan hidup, misalnya olahraga terutama yang anaerobik, cukup minum, cukup asupan protein, cukup tidur, konsumsi kafein, dan sebagainya.
  • Jumlah lemak coklat yang banyak, bantu tubuh bakar lemak untuk menghasilkan panas.
  • Keseimbangan hormon leptin dan ghrelin. Hormon ini berfungsi untuk mengatur rasa kenyang dan lapar.
  • Pemilihan kualitas makanan yang tepat. Asupan makanan lebih ke makanan yang bernilai gizi daripada yang rendah gizi.
  • Gaya hidup sehat seperti cukup tidur, hidup aktif, rutin olahraga, kelola stres.

 

Tapi kalau kamu nggak gendut-gendut walaupun makan banyak dan nggak tau kenapa, hati-hati bisa jadi ada kondisi medis yang diam-diam mengurangi kalori atau menghambat penyerapan zat gizi:

  • gangguan dalam sistem pencernaan sehingga makanan tidak dapat diserap dengan optimal
  • hipertiroid, metabolisme dikebut karena gangguan hormon, jadi pembakaran kalori berjalan lebih cepat
  • penyakit kronis seperti diabetes, kanker, tuberkulosis baik di paru maupun di luar paru
  • infeksi parasit misalnya cacingan, nutrisi dari makanan dicolong si cacing
  • gangguan mental misalnya sengaja memuntahkan makanan setelah makan banyak, penyalahgunaan obat pencahar, dll

 

Biasanya pada kondisi medis, makan banyak tapi nggak gendut kerap didampingi dengan berbagai gejala lain misalnya gangguan di saluran pencernaan atau pada cacingan disertai dengan sakit perut, kembung, buncit. Pada cacingan, gejala khas yang timbul yaitu gatal di area anus dan sekitarnya yang muncul di malam hari.

Pada hipertiroid, gejala lain bisa berupa sering gemetaran, merasa gerah, bolak balik diare tanpa penyebab, dll. Pada kanker, gejala tergantung di mana kanker muncul, misalnya kanker paru akan menimbulkan gejala batuk, sesak, nyeri dada sedangkan kanker usus akan menyebabkan perubahan pola buang air besar, entah menjadi diare atau sembelit, sakit perut, BAB berdarah, dll. Secara umum gejala kanker adalah turunnya berat badan tanpa usaha, nafsu makan menurun, merasa lelah tanpa alasan, demam berulang, dll.

Sekarang sudah jelas, kan? Jadi makan banyak tapi nggak buat gemuk bisa berkah, bisa juga petaka. Memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan jawabannya adalah pilihan yang bijaksana.

 

Penulis: dr. Santi/Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia