Info KG

Gejala dan Cara Mengatasi Microsleep

GODFRIDA WINDA PUTRI NOVIASIH

Corporate Branding Analyst - Dipublikasikan

Istilah microsleep mungkin terasa asing, jika istilah tersebut diganti dengan ketiduran. Microsleep hampir mirip dengan ketiduran, yang berbeda adalah waktunya. Microsleep adalah sebuah episode tidur yang berlangsung kurang dari 30 detik. Seseorang tidak selalu menyadari bahwa dia sedang atau telah mengalami microsleep.

 

Apa Gejala dan Tanda dari Microsleep?

 

Sebenarnya orang dapat memperkirakan akan terjadi microsleep beberapa saat sebelumnya. Gejala dan tanda yang muncul adalah merasa sangat mengantuk, lelah, bosan, sering hilang fokus, sering menguap, berusaha terjaga dengan mengedip-kedipkan mata, menggerakkan kepala berulangkali, tatapan kosong, dan mata merah hingga berair.

Istilah microsleep mungkin terasa asing, jika istilah tersebut diganti dengan ketiduran. Microsleep hampir mirip dengan ketiduran, yang berbeda adalah waktunya. Microsleep adalah sebuah episode tidur yang berlangsung kurang dari 30 detik. Seseorang tidak selalu menyadari bahwa dia sedang atau telah mengalami microsleep.

 

Apa Gejala dan Tanda dari Microsleep?

 

Sebenarnya orang dapat memperkirakan akan terjadi microsleep beberapa saat sebelumnya. Gejala dan tanda yang muncul adalah merasa sangat mengantuk, lelah, bosan, sering hilang fokus, sering menguap, berusaha terjaga dengan mengedip-kedipkan mata, menggerakkan kepala berulangkali, tatapan kosong, dan mata merah hingga berair.

whatsapp image 2021 11 24 at 15 52 10 1

Apa yang Terjadi saat Microsleep Dialami?

 

Saat microsleep terjadi, orang  akan terlihat menutup mata, menutup mata sebagian, atau mata tetap terbuka, kewaspadaan menurun, kemampuan memberi respons terhadap dunia luar akan sangat menurun, tidak ada kontrol terhadap tubuh, sehingga kepala bisa tertunduk, terkulai, badan seperti terjatuh, tidak menyadari atau mengingat apa yang terjadi ketika mengalami microsleep. orang akan terbangun dari microsleep seketika, bisa tanpa sebab, bisa pula terbangun karena misalnya kepala membentur sesuatu atau benda yang dipegang terjatuh.

 

Mengapa Orang Bisa Mengalami Microsleep?

 

Penyebab microsleep adalah kurangnya jumlah waktu tidur, buruknya kualitas tidur, atau gabungan keduanya. Narkolepsi, yaitu sebuah gangguan tidur kronis di mana penderitanya mengalami rasa kantuk berlebih pada siang hari dan bisa secara tiba-tiba jatuh tertidur tanpa mengenal waktu dan tempat. Microsleep juga bisa terjadi walaupun cukup tidur dan tidur berkualitas. Hal ini terjadi jika orang mengerjakan pekerjaan monoton secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

 

Berbahayakah Microsleep?

 

Apabila orang mengalami microsleep dalam keadaan yang tidak memerlukan konsentrasi penuh dan kewaspadaan, maka situasi menjadi tidak berbahaya, misalnya ketika menonton televisi, mendengarkan kuliah atau ceramah. Kecelakaan yang ringan, bahkan bisa jadi fatal hingga terjadi kecacatan atau kematian, ketika orang yang mengalami microsleep dalam keadaan sedang menyetir kendaraan (sopir, masinis, pilot), mengoperasikan mesin berat atau benda-benda yang tajam dan berbahaya. Hal ini bisa membahayakan orang yang mengalami microsleep dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

 

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Terjadinya Microsleep?

 

Microsleep seharusnya dapat dihindari dengan beberapa cara, antara lain senantiasa mencukupi jumlah jam tidur dan menjaga kualitas tidur. Jika merencanakan untuk tidur larut malam atau sebaliknya, harus bangun lebih pagi dari biasanya, cobalah dengan menabung tidur sehari sebelumnya. Setelah itu, ambil waktu untuk tidur siang. Malamnya tidurlah lebih cepat 1-2 jam atau bangun lebih lambat 1-2 jam. Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala agar dapat segera mengetahui masalah yang ada dan mendapatkan penanganan yang tepat. Karena microsleep dapat terjadi ketika orang melakukan pekerjaan yang monoton secara terus menerus, maka sebaiknya ambil jeda sejenak setelah 30 menit melakukan hal tersebut. Lakukan hal yang berbeda sebagai pemecah ‘kebosanan’ otak misalnya dengan bangun dan berjalan, meregangkan otot, mencuci muka, dll.

 

Mencegah Terjadinya Hal yang Tidak Diinginkan.

 

Jika merasa kurang tidur maka hindarilah mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi penuh dan kewaspadaan. Apabila merasa kantuk datang dan tak tertahankan, jangan memaksakan diri jika sedang memerlukan konsentrasi penuh dan kewaspadaan. Segeralah cari tempat untuk tidur sebentar. Hanya dibutuhkan tidur sekitar 15-20 menit saja, microsleep dapat terhindarkan. Tidur sebentar ini sering disebut sebagai ‘power nap’.

 

Berbagai usaha untuk mencegah microsleep selain ‘power nap’ boleh dilakukan sepanjang tidak sedang dalam aktivitas yang berpotensi berbahaya jika sampai tertidur. Usaha tersebut antara lain dengan minum kopi, sayangnya tidak semua orang bisa merasakan efek stimulan dari kafein dalam kopi. Sekelompok orang tidak merasa segar setelah minum kopi, bisa karena memang tubuh tidak memberi respons atau karena tubuh telah terbiasa dengan kopi alias ‘kebal’. Selain itu, bagi orang yang segar setelah minum kopi, perlu diingat bahwa efek stimulan kopi tidak berlangsung lama. Segera sesudah efek stimulan hilang, rasa kantuk akan kembali menyerang. Mencuci muka dengan air dingin. Menggerakkan tubuh, misalnya lari di tempat, berjalan-jalan, senam peregangan, dll. Terlibat dalam pembicaraan. Mendengarkan musik dengan irama yang cepat dan volume yang sedikit keras. Meningkatkan suhu ruangan. Minum air dan makan makanan sehat seperti buah dan sayur.

whatsapp image 2021 11 24 at 15 52 10 2

Tidur merupakan kebutuhan penting dalam hidup yang sama pentingnya seperti makan atau bernapas. Tidur cukup yang berkualitas tidak hanya dapat menjaga kesehatan fisik, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan psikis serta mencegah terjadinya berbagai kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, dll. Dengan kondisi fisik dan psikis yang prima, kehidupan dapat dijalani dengan lebih mudah, lebih aman, dan tentunya lebih bahagia.

 

Penulis: dr. Santi/Medical Center KG

Penyunting: Devin Airlangga/Corp. Communications