Info KG

>

#CumadiKG

#CumadiKG

Saya Suka Makanan Itu

AGATHA TRISTANTI

Corporate Branding Analyst - Dipublikasikan

Saya masuk Gramedia Percetakan awal tahun 1977, saat itu masih menggunakan mesin intertype (susun huruf timah). Saya salah satu tenaga inti di bagian Paste Up Harian Kompas. Saya dan kawan-kawan sering mendapat kunjungan mendadak dari Pak JO (sidak). Tingkat ketelitian Pak JO berkaitan dengan tulisan yang akan dimuat memang luar biasa. Saking seriusnya membaca, tulisan yang masih dalam bentuk paste up diteliti dan dibaca seperti orang melamun. Kalau sudah mengangguk-anggukkan kepala, berarti Pak JO setuju dengan isi tulisan.

Bagi saya dan tim Paste Up, mendapat kunjungan dadakan Pak JO adalah kehormatan luar biasa. Kami merasa diperhatikan dan ini menjadi penambah semangat sekaligus imbalan yang tak ternilai. Kami berterima kasih kepada Pak JO karena tidak hanya menyejahterakan karyawan, tapi juga membuat kami merasa begitu penting di mata seorang JO. Sama halnya dengan Pak Ojong yang dulu juga sering melakukan kunjungan dadakan. Beliau bahkan tidak hanya bertanya soal pekerjaan, tetapi juga soal makan malam; apakah kami sudah menerima telur dan susu. Bagi pekerja malam, telur dan susu sangat penting untuk menjaga stamina dan kesehatan.

Suatu kali, sekitar pukul delapan malam, Pak JO tiba-tiba muncul sewaktu saya sedang asyik menyantap makan malam. Beliau kalau berjalan memang hampir tanpa suara, membuat kami yang bekerja malam kadang kaget luar biasa. Tahu-tahu saja Pak JO muncul di depan mata.

“Wah, enak ya, Mas, makannya. Beli apa bawa dari rumah?” sapanya tiba-tiba. Saya yang kaget karena tidak melihat kedatangan Pak JO, langsung menghentikan makan dan berdiri sambil mengucap, “Selamat malam, Pak.” Tapi beliau langsung menyuruh saya meneruskan makan. “Bawa dari rumah, Pak,” kata saya sambil menunjukkan perkedel jagung bekal saya. “Saya suka makanan itu,” kata Pak Jakob. Saya pun menawarkan bekal saya kepada Pak Jakob, tetapi beliau menolak, “Sudah, lanjutkan makannya.”

Perasaan saya kala itu campur aduk. Rasanya seperti seorang prajurit dalam peperangan yang tiba-tiba didatangi panglimanya. Seorang tenaga paste up seperti saya, didatangi panglima tertinggi Kompas Gramedia. Saya merasa bangga dan senang sekaligus takut. Sampai sekarang kenangan bersama Pak JO itu masih terus muncul dalam lamunan. (Muhidi Arry Setiawan/P2081221)