Info Unit

Info Unit News

FLASH NEWS

Bentara Budaya Jakarta akan mengadakan pameran berjudul: GELEGAR, Road to 21 Years of BUMILANGIT

Jakarta, 7 Agustus 2024 - Bumilangit adalah rumah dari 1200 lebih karakter cergam legendaris dan masih terus bertambah. Perjalanan Bumilangit telah melewati tiga periode.

 

Periode 1

Periode pertama dimulai saat Bumilangit didirikan tahun 2003 oleh R.Bismarka. Tahun 2004 Bersama Andy Wijaya, Hasmi, dan komikindonesia.com, langkah pertamanya adalah melakukan restorasi cergam klasik. Cergam restorasi ini dicetak masal 7.500 eksemplar dan dijual di toko-toko buku besar.

 

Periode 2

Periode kedua adalah saat Bumilangit mengajak para maestro cergam seperti Mansyur Daman, Gerdi WK, Kus Bram, Rio Purbaya, untuk membuat karya baru, mulai tahun 2013. 

Karya-karya baru ini dimuat harian sebagai serial cergam strip di Kompas. Penayangan serial di Kompas dengan lingkup nasional, membuat cergam Bumilangit dikenal lebih luas. 

 

Periode 3

Cergam Bumilangit mulai mendapat pembaca baru dari kalangan yang lebih muda lalu digagaslah pembuatan serial cergam dengan melibatkan cergamis generasi baru. Kolaborasi dimulai antara Fajar Sungging, putra maestro cergam Wid NS, dan Iwan Nazif, cergamis internasional untuk membuat serial baru. Lahirlah serial Patriot yang menggabungkan seluruh karakter adisatria dalam satu jagat.

Karya kolaborasi ini mendapat sambutan sangat baik dari publik dan dilanjutkan dengan penerbitan gelombang penerbitan cergam baru.

jpeg optimizer img 1477

Pameran Gelegar Bumilangit by Multimedia Corporate Communication

Mulai 2017, tim baru Bumilangit pun dibentuk. Tim ini beranggotakan para editor yang bertugas untuk memberi warna baru bagi cergam untuk pembaca generasi baru. Di antaranya Is Yuniarto, Oyasujiwo, Uwi Mathovani, Imansyah Lubis, dan Rizqi Mosmarth.

Dari tim ini lahirlah Jagat Bumilangit, dan memulai debutnya lewat penerbitan serial Si Buta dari Gua Hantu versi baru. Serial ini diterbitkan mingguan di Facebook yang mulai populer saat itu, lalu dibukukan dan diterbitkan oleh Koloni Gramedia.

Penayangan di platform baru digital ini sontak melipatgandakan jumlah pembaca Bumilangit dan memperluas segmen pembacanya. Pembaca yang awalnya bertumpu pada kolektor kini bisa meraih pembaca yang lebih muda di usia 18-24 tahun.

jpeg optimizer img 1617

Pameran Gelegar Bumilangit by Multimedia Corporate Communication

Ketiga periode ini merupakan batu pijakan untuk memasuki era baru Bumilangit yang mengeksplorasi media-media baru. Wim Berlinawan dan Tjiptoningtyas menggawangi eksplorasi Bumilangit ke arah film dan animasi.

Titian Jagat Baru

Pameran Gelegar kali ini menjadi catatan penting yang merekam tiga periode pertama dari perjalanan Bumilangit. 

 

Di sini ditampilkan karya-karya asli dari para artis Bumilangit sebelum dicetak menjadi buku, atau ditayangkan secara digital. Karya-karya ini sekaligus menjadi titian yang menjadi jembatan antara era klasik dan era digital.  

 

Ketika teknologi digital mendisrupsi dan hasil rekaan Akal Imitasi (AI) mulai membanjiri jagat maya, kehadiran karya-karya tangan asli ini bisa menjadi pengimbang.

jpeg optimizer img 1553

Pameran Gelegar Bumilangit by Multimedia Corporate Communication

Ada pengalaman intim saat menyaksikan karya asli secara langsung dalam ukuran sebenarnya yang lebih besar. Aura karya dari para artis bisa ditangkap lewat goresan garis, sapuan tinta, sentuhan tekstur dan perasaan masuk meruang.

 

Gelombang yang dipancarkan lewat pameran ini diharapkan bisa menularkan semangat berkarya dan melestarikan salah satu khazanah sastra rupa Indonesia yang pernah ada dalam sejarah kita untuk masa depan.

 

Pameran di Bentara Budaya Jakarta kali ini akan bisa dinikmati mulai tanggal 7- 14 Agustus 2024.

 

Respect The Past, Embrace The Future.

Ceritakan Indonesia, Gambari Dunia.