Info Unit

Info Unit News

FLASH NEWS

Harian "Kompas" Borong Tujuh Penghargaan di Indonesia Print Media Awards

YOGYAKARTA, KOMPAS - Harian Kompas mendapat tujuh penghargaan Gold Winner dalam Indonesia Print Media Awards (IPMA) tahun 2022 dari Serikat Perusahaan Pers (SPS). Sederet penghargaan itu menjadi apresiasi yang kian meneguhkan semangat Kompas menyajikan jurnalisme berkualitas kepada publik.

Tujuh penghargaan Gold Winner itu diberikan dalam kategori Surat Kabar Harian Nasional Terbaik, Fotografi Travelling Terbaik, Fotografi Olahraga Terbaik, Infografis Terbaik, Laporan Investigasi Surat Kabar Terbaik, Editorial Surat Kabar Terbaik, serta General News Online Terbaik untuk Kompas.id.

Penghargaan itu diterima oleh Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo di Jogja National Museum, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/3/2022) malam. Dalam kesempatan itu, juga diumumkan pemenang Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA), Indonesia Students Print Media Awards (ISPRIMA), dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA).

Adi mengatakan, sejumlah penghargaan tersebut menambah semangat Kompas untuk terus menekuni jurnalisme berkualitas. Semangat mempertahankan jurnalisme berkualitas sangat penting, karena di era disrupsi digital, media massa menghadapi tantangan yang tak mudah.

img 20220405 wa0001

Meski menghadapi tantangan besar, Adi menyatakan, upaya adaptasi dan inovasi telah berhasil membuat Kompas mempertahankan eksistensi di tengah disrupsi digital. Kompas juga bertekad terus mengelaborasi ide-ide kreatif untuk mengembangkan jurnalisme berkualitas.

"Dengan kondisi dua tahun terakhir, terbukti adaptasi dan inovasi membuat media arus utama tetap eksis, saat terdampak disrupsi digital dan juga pandemi Covid-19. Upaya mengelaborasi ide-ide kreatif terkait konten jurnalisme akan terus dilakukan di tengah berbagai keterbatasan," ujar Adi.

Ketua Harian Pengurus SPS Pusat Januar P Ruswita mengatakan, IPMA, InMA, ISPRIMA, dan IYRA merupakan bagian dari SPS Awards. Berbagai penghargaan itu bertujuan untuk mendorong lahirnya konten dan sampul muka media cetak dan daring yang kreatif dan menarik.

"Alhamdulillah setelah tahun 2021 kegiatan ini diselenggarakan secara daring, tahun ini bisa dilangsungkan secara tatap muka di Yogyakarta," kata Januar.

Yogyakarta memiliki keterkaitan historis dengan penerbitan surat kabar. Sebab, pada 8 Juni 1946 di Yogyakarta, tokoh-tokoh pers nasional membentuk Serikat Penerbit Surat Kabar yang kemudian bertransformasi menjadi Serikat Perusahaan Pers.

Tahun ini, kegiatan SPS Awards mengambil tema "Merawat Jurnalisme, Mengokohkan Nasionalisme". Januar mengatakan, SPS Awards tahun 2022 diharapkan bisa membawa pesan khusus di tengah disrupsi industri media massa yang sedang terjadi.

"Kita tahu, sepuluh tahun terakhir media memang sudah mengalami perubahan oleh perkembangan inovasi digital," ujar Januar.

Oleh karena itu, pengelola media harus kreatif dalam membuat konten dan perwajahan. Kreativitas dalam penyajian perwajahan dan konten-konten yang terjaga dalam koridor jurnalisme berkualitas harus tetap dipertahankan. Ide-ide baru didorong untuk mendekatkan media dengan pembaca atau publik.

Januar menyatakan, dengan menghadirkan jurnalisme berkualitas, institusi pers di Indonesia akan selalu mendapat tempat di hati masyarakat. Hal ini karena informasi berkualitas yang diproduksi oleh pers masih dibutuhkan oleh masyarakat.

"SPS meyakini dengan memperkuat jurnalisme berkualitas dan menyajikan perwajahan serta konten-konten yang kreatif, pers nasional akan selalu mendapatkan tempat di publik," kata Januar.

Dia menambahkan, dengan mendapatkan informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan, publik juga akan mendapat pencerahan terkait berbagai persoalan terkini. Keberadaan informasi berkualitas itu penting agar publik berada dalam sebuah ekosistem komunikasi yang sehat.

"Publik juga akan memperoleh pencerahan dan dicerdaskan dengan membaca dan melihat informasi-informasi yang benar serta bisa dipertanggungjawabkan,"ungkap Januar.

Selain itu, dengan jurnalisme berkualitas, publik akan terus berada dalam ekosistem komunikasi dan informasi yang sehat. Ekosistem konstruktif itu diharapkan semakin memperkokoh semangat persatuan dan nasionalisme.

 

Penulis: Haris Firdaus dan Gregorius Magnus Finesso/Harian Kompas