Info Unit

Info Unit News

FLASH NEWS

Intelektual Publik dan Mantan Kepala Litbang Kompas Daniel Dhakidae Tutup Usia

Kepala Litbang Kompas periode 1995–2005 Daniel Dhakidae berpulang pada Selasa, 6 April 2021 di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Kuningan, Jakarta pukul 07.24 WIB dalam usia 76 tahun. Almarhum mengalami serangan jantung pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB sebelum dilarikan ke rumah sakit. Setelah disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, jenazah Daniel dimakamkan di TPU Kampung Kandang Jagakarsa Blok AA2 Blad 085, Jakarta (07/04/2021).

“Kita kehilangan,” kata Redaktur Senior Kompas Rikard Bagun seperti dikutip dari Kompas.id. Kepergian Daniel Dhakidae merupakan kehilangan besar bagi media massa dan kalangan akademisi. Selama ini, Daniel dikenal sebagai akademisi dan intelektual publik yang mendalami studi media dan demokrasi, terutama terkait kekuasaan. Ia dianggap sebagai salah seorang pelopor berpikir kritis di era Orde Baru.

dd mykg2

CEO KG Lilik Oetama dan Redaktur Senior Kompas Rikard Bagun melayat almarhum Daniel Dhakidae di rumah duka RSPAD Gatot Subroto

Ketika menjabat sebagai Kepala Litbang Kompas, ia mengawinkan jurnalisme dan penelitian sosial. General Manager Litbang Kompas Harianto Santoso mengungkapkan bahwa bergabungnya Daniel ke Kompas tak lepas dari permintaan pendiri Kompas, Jakob Oetama. Setelah lulus studi doktoral dari Cornell University, Amerika Serikat, Daniel diminta memimpin Litbang Kompas. Pada awal di Litbang Kompas, kata Harianto, Daniel sering bertanya-tanya mengenai kontribusi peneliti di sebuah surat kabar. Di satu sisi, wartawan dituntut bekerja dibatasi waktu, sedangkan peneliti membutuhkan waktu lebih lama karena kompleksitas metodologi yang harus dilalui. “Daniel bisa mengawinkan keduanya sehingga muncul jalan keluar berupa opini publik. Wartawan menghubungi narasumber, sedangkan peneliti dari sisi masyarakatnya. Dia menjadikan peneliti di Litbang Kompas mengenal metodologi penelitian sekaligus ilmu sosiologi,” katanya. Atas terobosan itu, Daniel dinilai mampu menjawab cita-cita Jakob Oetama agar Kompas bisa menjawab duduk permasalahan di masyarakat. Bahkan kendati sudah pensiun dari Kompas, ia tak “pelit” dalam membantu memberi perspektif bagi wartawan-wartawan muda di Kompas.

dd mykg1

Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto menyebutkan, “Kita kehilangan besar dalam studi media dan demokrasi.” Menurutnya, Daniel Dhakidae merupakan sosok multidimensi. Almarhum juga turut membesarkan Prisma yang dikenal sebagai jurnal pemikiran sosial dan ekonomi yang dikelola LP3ES. Dia menjadi redaktur di Prisma sejak 1976, hingga kemudian dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum Prisma. “Kehilangan besar untuk Prisma, LP3ES, karena beliau adalah pemred selama berpuluh tahun,” kata Wijayanto.

Di kalangan akademisi, Daniel juga dikenal sebagai sosok yang concern terhadap isu kekuasaan. Salah satu bukunya yang kerap menjadi rujukan dalam studi kekuasaan adalah Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Selain itu, disertasinya yang berjudul “The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry” di Cornell University meraih penghargaan The Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University. “Karya disertasi beliau di Cornell University adalah salah satu magnum opus (mahakarya) dalam bidang ini,” terang Wijayanto, yang merupakan doktor dalam bidang media dan politik dari Leiden University, Belanda.

whatsapp image 2021 04 07 at 13 27 58

Daniel Dhakidae lahir di Toto-Wolowae, Ngada, Flores, 22 Agustus 1945. Ia mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (1975), kemudian meraih Master of Arts bidang Ilmu Politik dari Cornell University (1987). Ia bergabung menjadi keluarga Kompas Gramedia di Harian Kompas sejak 1991 dan memasuki masa purnakarya pada 2005. Setelah pensiun, ia menjabat sebagai Kepala Ombudsman Kompas.

Selamat jalan, Dr. Daniel Dhakidae. Nyala semangatmu untuk mencerahkan bangsa akan terus kami hidupi.

 

(dikutip dari artikel Kompas.id “Daniel Dhakidae, Intelektual Publik Itu Telah Berpulang”, dan artikel Info Mini Online (purnakaryakg.id) “Mantan Kepala Litbang Kompas dan Cendekiawan Daniel Dhakidae Tutup Usia)

whatsapp image 2021 04 06 at 20 06 10