Melalui karya-karyanya, Sasya tidak hanya mengajak audiens untuk sekadar melihat, melainkan turut merasakan diam yang berisi, luka yang tetap berdiri, dan cahaya yang tumbuh perlahan dari kegelapan. Pameran ini menjadi ruang kontemplatif tentang kekuatan yang tersembunyi dan suara-suara yang tak selalu terdengar.
“Seluruh proses metamorfosis saya tuangkan dalam karya—dari ketertarikan pada bunga saat berada di Belanda, hingga eksplorasi media yang terus berkembang: dari sutera, kertas, kanvas, hingga wayang dan kupu-kupu berhias batu. Setiap elemen melambangkan perubahan, karena bagi saya, seni adalah perjalanan panjang yang mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan diri,” jelas Sasya.
Dengan mengambil tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang”, pameran ini merefleksikan semangat emansipasi R.A. Kartini, ikon perjuangan perempuan Indonesia. Pameran ini menjadi bentuk penghormatan terhadap gagasan bahwa cahaya harapan selalu lahir dari perjalanan panjang pencarian dan perjuangan.
Pameran ini terbuka untuk umum setiap Senin hingga Sabtu, pukul 10.00–17.00 WIB (tutup pada hari Minggu dan libur nasional). Pengunjung diwajibkan melakukan registrasi melalui tautan: bit.ly/bb_pameransasyatranggono. (Bentara Budaya Jakarta)