Kognisi berbagi edukasi terkait Web3 melalui program on air “Pesona Indonesia” Sonora FM 92 Jakarta pada Jumat (11/11/2022). Pembahasan terkait “Seni dan Web3: Berkreasi dan Berkolaborasi Bersama Kogi.NFT” dikupas tuntas oleh narasumber Founder Kogi.NFT Diptraya P. Ratulangi dipandu Penyiar Radio Sonora FM 92 Shesa Uli. Sesuai tema yang diangkat, sesi talkshow dibuka dengan penjelasan Web3 secara umum.
Internet dan teknologi menjadi suatu hal yang dinamis dan terus berkembang. Pada mulanya, kita hanya bisa menggunakan Internet sebagai sumber informasi. Era tersebut kerap dikenal sebagai era Web 1.0, yang kemudian terus berkembang menjadi Web 2.0 di mana memungkinkan adanya interaksi dua arah antara pembaca dan penulis. Media sosial layaknya Instagram, Twitter, Facebook, dan lain-lain merupakan bentuk dari Web 2.0 yang membuat individu mampu mengungkapkan responsnya secara langsung dengan berbagai fitur. Terdapat catatan penting pada era Web 2.0 yang memungkinkan data konten menjadi milik platform yang terpusat. Hingga kini hadir konsep Web 3.0 yang menekankan pada otoritas dan originalitas. Artinya, pengguna memiliki kontrol yang lebih besar terhadap konten pribadinya.
Hadirnya NFT dalam perkembangan Web 3.0 menjadi bagian dari kemajuan teknologi yang memberikan peluang dan kesempatan baru. Adaptasi menjadi hal yang tak terhindarkan dan menuntut manusia untuk terus berkembang, termasuk dalam hal belajar dan berkarya. Sebagai upaya pemerataan edukasi, Kompas Gramedia menghadirkan Kogi NFT untuk membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk terus berkarya dan mengasah kemampuan dalam bidang seni dan teknologi. Terbentuknya program ini juga berangkat dari prediksi bahwa di tahun 2030 Indonesia akan kekurangan 9 juta orang pekerja dengan kemampuan dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi karena kesenjangan akses infrastruktur digital. Kogi.NFT hadir untuk memberi akses kepada anak-anak muda supaya siap menghadapi era Web 3.0 sehingga menjadikannya sesuatu yang normal.
Kogi.NFT pada dasarnya merupakan sebuah proyek NFT yang digagas oleh Kognisi sebagai social impact yang sejalan dengan visi Kompas Gramedia, yaitu enlightening people. Kehadiran Kogi.NFT diharapkan menjadi pelengkap di bidang edukasi di Indonesia dengan target mendidik pemuda Indonesia. Hal yang membedakan Kogi.NFT dengan proyek NFT lainnya dilihat dari core utama yang tidak bersifat profit-oriented, melainkan impact-oriented. Hasil penjualan Kogi.NFT akan diperuntukkan merealisasikan roadmap Kogi, yaitu pemerataan edukasi di Indonesia.
Selain bertujuan untuk mengedukasi pemuda Indonesia, visi lain dari kehadiran Kogi.NFT adalah untuk memberdayakan seniman lokal Indonesia dan menciptakan pasar baru di luar negeri. Campaign yang dibawa oleh Kogi.NFT dalam peluncurannya pada 25 November 2022 adalah #SayItWithColour sehingga mampu mengingatkan para seniman pada memori masa kecilnya dan membuat Kogi.NFT hidup kembali.
Dalam kegiatan launching Kogi.NFT tersebut, akan terdapat 6.000 NFT yang dirilis secara bertahap. Awalnya akan dirilis 100 NFT yang dinilai super langka pada 25 November 2022, hasil karya para seniman lokal Indonesia yang memberikan warna dan gaya mereka pada Kogi.NFT. Selanjutnya, 5.900 Kogi.NFT akan diluncurkan dalam tiga periode, yaitu pada pertengahan bulan Desember, Januari, dan Maret.
Tidak ada kriteria khusus bagi siapa pun yang ingin berkontribusi menciptakan Kogi.NFT pada campaign #SayItWithColor. Usai peluncuran Kogi.NFT, roadmap selanjutnya adalah pembukaan learning Human Accelerated Performance (HAP) yang bekerja sama dengan Bentara Budaya. Secara spesifik, learning HAP akan menjadi tempat pembelajaran NFT dan Web 3.0 yang terbuka bagi masyarakat umum tanpa dipungut biaya. Selain itu, akan diluncurkan pula Educative Game Apps untuk anak-anak. Hal ini menjadi bentuk pemerataan edukasi yang dicita-citakan oleh Kogi.NFT.
Yuk, kenal lebih dekat dengan Kogi.NFT melalui akun Instagram dan Twitter @kogi_nft.