Info Unit

Info Unit News

FLASH NEWS

Seru dan Syahdu Kongsi Volume 1 di Pojok Baca, Bentara Budaya

Sabtu sore yang cerah, 13 Juli 2024, untuk pertama kalinya Kompasiana menghadirkan: Kongkow Fiksi Kompasiana (Kongsi) Volume: #1 digelar di Pojok Baca, Bentara Budaya, Jakarta.

Acara yang dihadiri para penulis dan pembaca fiksiana memenuhi teras Pojok Baca dengan penuh antusias.

Pada acara tersebut Kevin A.Legion, Head Community Kompasiana, Kongsi Volume: #1 diharapkan bisa jadi permulaan bagi para penulis di Fiksiana bisa berkumpul dan saling kolaborasi sesama fiksianer.

Sekitar 50 Fiksianer yang hadir. Ada yang datang memang untuk membacakan puisi, ada pula yang ingin ikut berdiskusi.

"Sebelum digelarnya acara ini, kami sempat berdikusi dengan beberapa pengurus Komunitas Fiksi di Kompasiana, semoga sederhananya acara ini bisa mengakomodir apa yang diharapkan," ucap Kevin, saat membuka acara Kongsi Volume:#1.

img 6965 1

Menariknya, acara ini dibuka dengan pembacaan cerita pendek oleh Erry Yulia Siahaan, Pengajar sekaligus aktif di Komunitas Pulpen Kompasiana, berjudul "Upaca Bendera" karya Rosul Jaya Raya.

Sebuah cerpen yang menggugah banyak sudut dari dunia santri hingga sejarah. Apalagi cara pembacaan cerpen dari Erry tak kalah menariknya dengan alunan nada dan intonasi suara yang menggambarkan suasana latar cerita.

Ketika suasana sudah makin "hangat", masuk sesi disukusi dengan Editor Sastra Gramedia Utama, Mirna Yulistianti yang membahas dengan peran seorang editor di dunia kepenulisan kesusastraan.

Mirna bercerita beragam karya yang pernah disuntingnya, dari EKa Kurniawan, Sapardi Djoko Damono, hingga Ratih Kumala.

"Ada yang berbeda ketika berhadapan dengan novel maupun (buku) puisi, jika menyunting novel lebih punya banyak ruang dalam diskusi dengan pengarangnya," ungkap Mirna.

Akan tetapi, lanjutnya, berbeda dengan menyunting puisi karena pengarang lebih ketat dalam rima hingga formatnya.

"Kita sebagai editor tidak bisa meminta tambah satu baris lagi kepada pengarang," kata Mirna sambil tertawa, membayangkan bagaimana seorang editor berhadapan dengan penulis puisi.

Seperti tidak ada jeda, suasana semakin menarik saat masuk sesi Open Mic Puisi. Ada 10 Fiksianer terpilih yang membacakan puisinya dengan seru dan syahdu.

Lidwina Nathania (Kekekalan Perjuangan), Erni Purwitosari (Ketika Flamboyan Berbunga), Muhammad Iqbal Awaludien ("Resign" Bukan Solusi buat Kamu yang Sedang Emosi), Gideon Budiyanto (Si Badut), Nur Taufik Al Ghifari (Harap Abadi Kesetiaan), Erri Subhakti (Tawaku Masih Menyisakan Pedih), Zarna Fitri (Rindu Itu), Mega Widyastuti (Menertawakan Aku Sendiri), Listhia H. Rahman (Mumpung Aku Masih Mencintaimu), dan Inong Islamiyati (Kepada Jiwa-jiwa yang Rapuh).

Selama mereka tampil, Open Mic Puisi ini juga dijurikan oleh Fury, Managing Editor Fiksi Elex Media.

"Sebenarnya ada 2 puisi yang bagus, tetapi karena hanya mesti memilih satu jadi, ya... boleh gak dipilihnya pakai tepuk tangan saja?", kata Fury di atas panggung, membuat penonton tertawa.

whatsapp image 2024 07 15 at 16 10 34

 

Fury memilih puisi yang dijadikan pemenang karena ketika tampil dapat membuat penggambaran lewat puisi yang dibacakan, serta deklamasinya yang menggugah.

Puisi yang dipilih adalah milik Lidwina Nathania dengan puisi berjudul "Kekekalan Perjuangan".

Fiksiana sendiri merupakan kategori di Kompasiana yang menampung banyak karya hingga konten yang dibuat Kompasianer seputar dunia fiksi dan sastra. Ada beberapa sub-kategori di sana, seperti Puisi, Cerpen, Cerbung, Roman, dan Horor.

 

Sampai jumpa di Kongsi Volume:#2!