Insight Kognisi

Berpikir Kreatif: Keunikan yang Dimiliki Manusia

MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN

HR Expertise Analyst - Dipublikasikan

Webinar "Learn to Harness The Power of Your Creativity" yang dilaksanakan pada Kamis, 9 April 2020 menghadirkan narasumber Chief Marketing Officer KG Media Dian Gemiano dengan moderator HR Development Specialist Doan A.P. Simanullang dan Media Academy Specialist Indra Hendiyana. Sebelum sesi webinar dimulai, telah terdaftar sebanyak 39 Karyawan KG sebagai peserta. Selama sesi berjalan, peserta yang mengikuti webinar di Google Meet ini menembus angka 55 peserta pada peak concurrent

Webinar kali ini membahas mengenai apa itu berpikir kreatif serta bagaimana berpikir secara kreatif dapat membantu kita di berbagai aspek kehidupan. Webinar dimulai dengan penjelasan Mas Doan mengenai pemahaman teoritis tentang berpikir kreatif yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide baru serta konsep yang efektif untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir kreatif ini terjadi ketika seseorang menggunakan kedua belah otaknya, otak kiri (konvergen) dan otak kanan (divergen) secara bergantian guna memberikan pandangan yang baru serta efektif ketika dihadapkan pada sebuah masalah.

Mas Doan juga memaparkan 4P dalam Creativity: "P" pertama adalah Creative Process, yaitu proses berpikir kreatif yang merupakan tahapan berpikir serta tindakan yang menuntun hingga munculnya produk baru yang sesuai dan tepat. Dimulai dari persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. “P” berikutnya adalah Creative Person. Ada tiga ciri seseorang yang berpikir kreatif yaitu intelegensi, kepribadian/motivasi, serta gaya kognitif. Orang yang berpikir kreatif juga ditandai dengan selalu penasaran, rasa ingin tahu yang luas, aktif mencari koneksi, serta kompleks. "P" ketiga adalah Creative Press, yaitu faktor pendorong seseorang untuk berpikir kreatif yang dipengaruhi oleh motivasi eksternal dan intrinsik. "P" terakhir adalah Creative Product, yaitu produk kreatif sebagai sesuatu yang baru dan tepat guna. 

Mas Doan juga memaparkan tantangan dalam berpikir kreatif, yaitu sikap negatif, takut gagal, executive stress, mengikuti peraturan, terlalu mengandalkan logika, membuat asumsi, dan tantangan terakhir yang Mas Gemi tambahkan adalah terlalu cepat puas. 

Sesi webinar kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing oleh Mas Gemi sebagai pembicara utama. Mas Gemi menjelaskan bahwa selama ini prinsip yang ia anut selama berpikir kreatif adalah sikap selalu percaya bahwa akan selalu ada jalan alternatif untuk segala hal. Berpikir kreatif itu seperti proses mencari jalan. Sering kali Mas Gemi mengakui ia merasa ‘mentok’ dalam proses tersebut. Namun alih-alih memaksakan, Mas Gemi justru menyarankan untuk menerima proses ‘mentok’ tersebut sebagai salah satu bentuk kegagalan dalam berproses. Pembahasan berikutnya adalah mengenai Growth Mindset dan Fixed Mindset karena adanya pertanyaan mengenai bagaimana cara bisa untuk berkembang dari Fixed Mindset ke Growth Mindset. Mas Gemi menjawab bahwa proses berkembang dimulai dengan proses penerimaan atau acceptance, kemudian melakukan pembelajaran secara terus-menerus, serta eksplorasi tanpa batas. Ketiga proses inilah yang selain bisa mengembangkan seseorang memiliki Growth Mindset juga dapat membawa kita menuju proses self-discovery

Setelah sesi pertanyaan mengenai berpikir kreatif selesai, Mas Gemi menutup sesi webinar dengan menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sebuah aset perusahaan yang akan selalu ada, serta sesuatu yang membedakan kita dengan Artificial Intelligence (AI). Manusia memiliki emosi serta senantiasa berimajinasi sehingga mampu menciptakan hal yang sebelumnya bahkan tidak ada; berbeda dengan AI yang menerapkan machine learning, yaitu hanya mengolah data yang sudah ada. 

Sesi webinar yang santai serta penjelasan yang lugas dari Mas Gemi membuat webinar berlangsung seru. Dalam proses evaluasi, peserta berpendapat bahwa mereka mempelajari hal baru, berguna untuk pekerjaan, serta tidak sabar untuk mencoba mempraktikkan berpikir kreatif ini di kehidupan mereka sehari-sehari. (*)