Info KG

>

#CumadiKG

#CumadiKG

Kenduri Budaya Memperingati 40 Hari Bapak Jakob Oetama Berpulang

AGATHA TRISTANTI

Corporate Branding Analyst - Dipublikasikan

foto: dok. Fergananta Indra R./Kompas Jogja

 

Karyawan Kompas Gramedia Yogyakarta mengadakan Kenduri Budaya untuk mendoakan Bapak Jakob Oetama yang tutup usia pada 9 September lalu. Kegiatan yang diprakarsai oleh Wartawan Senior Kompas Sindhunata ini diselenggarakan di Taman Yakopan pada Minggu sore, 18 Oktober 2020, tepat pada hari ke-40 setelah berpulangnya Bapak Jakob Oetama.

Kenduri ini diadakan dengan amat sederhana. Kata Sindhunata, “Selamatan untuk 40 hari Pak Jakob kita selenggarakan dengan amat sederhana, karena kenangan akan Pak Jakob selalu membekaskan pada kita tentang hidupnya yang sungguh sederhana. Pak Jakob asalnya dari desa. Di masa akhir hidupnya ia selalu terkenang akan Jowahan, desa masa kecilnya di Borobudur. Maka tepat kiranya 40 hari kepergiannya kita peringati di Dusun Wonorejo ini, bersama orang-orang desa yang sederhana juga. Selain itu acara selamatan ini juga kita selenggarakan di tengah keprihatinan virus korona, yang telah merenggut nyawa banyak orang. Kita ingin solider, dan mengenangkan mereka-mereka yang berpulang di tengah virus korona ini.”

whatsapp image 2020 10 18 at 18 06 29

whatsapp image 2020 10 19 at 05 25 33

dok. foto: Fergananta Indra R./Kompas Jogja

whatsapp image 2020 10 18 at 18 05 27

Kenduri budaya diselenggarakan di luar ruangan dengan menerapkan protokol kesehatan

Kenduri Budaya dihadiri perwakilan warga dusun setempat dan diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sesuai peraturan pemerintah daerah setempat. Turut hadir membuka acara, GM Communication Management KG Saiful Bahri dan Kepala Dukuh Wonorejo, Hargobinangun, Pakem Monica Esti Widianingsih. Seperti kenduri pada umumnya, Kenduri Budaya diisi dengan doa dan selamatan, sesuai dengan tradisi dusun setempat. Warga sekitar Taman Yakopan pun diajak terlibat dalam selamatan ini. Terkait situasi pandemi, selamatan berupa nasi boks yang dibawa pulang hadirin dan dibagikan kepada warga yang tidak hadir untuk dinikmati bersama keluarga di rumah.

whatsapp image 2020 10 19 at 05 25 33 1

dok. foto: Fergananta Indra R./Kompas Jogja

Dalam kesempatan ini sekaligus disampaikan bantuan bahan pokok dan masker sebanyak 80 paket untuk warga. Tak hanya itu, KG melalui gerakan #AkuBaca juga menambah koleksi taman baca yang berada di dalam Taman Yakopan dengan 166 judul buku baru. Taman baca ini dibuka secara gratis untuk baca di tempat bagi anak-anak Dusun Wonorejo dan pengunjung Taman Yakopan. Secara simbolis Saiful Bahri juga menyerahkan dua buku baru terbitan Penerbit Buku Kompas tentang Pak Jakob, Warisan Sang Pemula dan Bapak Jakob Oetama: Kisah Kecil Bermakna Besar, kepada Esti Widianingsih.

“Sederhana dan nguwongke, adalah dua ciri yang melekat pada sosok Pak Jakob yang berpulang 9 September lalu. Beliau selalu berpesan agar Kompas Gramedia bisa berkembang bersama masyarakat sekitar. Kiranya itulah yang terus mendorong kami untuk menyalakan semangat literasi dan peduli sesama agar membawa pencerahan bagi kelompok masyarakat mana pun yang kami sentuh,” kata Saiful Bahri.

whatsapp image 2020 10 18 at 18 06 27

Penyerahan donasi #AkuBaca secara simbolis oleh GM Communication Management Saiful Bahri kepada Wartawan Senior Kompas Sindhunata

whatsapp image 2020 10 19 at 05 25 31

Penyerahan buku baru terbitan Penerbit Buku Kompas tentang Pak Jakob oleh GM Communication Management Saiful Bahri kepada Kepala Dukuh Wonorejo Monica Esti Widianingsih (dok.foto: Fergananta Indra R./Kompas Jogja)

Buku Warisan Sang Pemula dan Bapak Jakob Oetama: Kisah Kecil Bermakna Besar resmi diluncurkan oleh Penerbit Buku Kompas pada hari yang sama dalam momen terpisah. Peluncuran dan Diskusi Buku diselenggarakan secara daring via Live YouTube Harian Kompas, dibuka oleh CEO KG Lilik Oetama, menghadirkan narasumber Wartawan Senior Kompas Trias Kuncahyono dan Mohammad Nasir, Wartawan Kompas Abdullah Fikri Ashri, dan Bisnis Kompas Fitricia Juanita, dipandu Wakil Pemred Kompas Tri Agung Kristanto sebagai moderator.

Pameran foto jejak langkah Jakob Oetama juga digelar di Galeri Yakopan yang ada di Taman Yakopan. Pameran foto itu dimaksudkan untuk mengenang kembali perjalanan hidup mendiang Pak Jakob. Sejumlah foto koleksi Kompas Data dipajang, merefleksikan fase hidup Pak Jakob dari usia muda hingga tutup usia. (*)

whatsapp image 2020 10 18 at 21 00 01

Kepala Dukuh Wonorejo Monica Esti Widianingsih membuka pameran foto Pak Jakob secara simbolis dengan memotong pita

whatsapp image 2020 10 18 at 15 46 58

 

Sekilas Tentang Taman Yakopan
Taman Yakopan berada di kompleks rumah budaya Omah Petroek yang terletak di Kampung Karang Klethak, Dusun Wonorejo, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, DI Yogyakarta; diresmikan pada 27 September 2019, bertepatan dengan ulang tahun ke-88 Bapak Jakob Oetama, salah satu pendiri Kompas Gramedia. Di tempat ini banyak dipajang karya seni rupa yang merefleksikan perjuangan jurnalistik Jakob Oetama bersama Harian Kompas yang dirintisnya bersama P.K. Ojong. Di Taman Yakopan ini juga ada Galeri Yakopan dan Omah Jakob.

Pembangunan Taman Yakopan diinisiasi oleh Wartawan Senior Kompas Sindhunata tak hanya sebagai penghormatan terhadap jasa Jakob Oetama tetapi juga sebagai penanda harapan besar agar Kompas tetap menjadi penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dan tetap hidup serta kuat di tengah segala tantangan zaman. Taman Yakopan juga disediakan bagi para seniman serta perajin di seluruh wilayah Yogyakarta untuk menampilkan semua karya seni mereka.

Di tengah Taman Yakopan dibangun Sumur Jakob dengan patung Jakob Oetama karya Wilman Sanur berdiri di hadapannya. Jakob Oetama digambarkan sedang memegang tali timba dan ember, mempersilakan siapa pun menimba air di sumurnya. Gambaran ini sebagai perlambang siapa pun diharapkan bisa menimba visi humanisme dan air jurnalistik Jakob Oetama. Setiap kali menimba air dari Sumur Jakob, kita diajak sekaligus menimba kembali roh dan inspirasi yang pernah diletakkan Pak Jakob bagi Kompas, yaitu mata hati, amanat penderitaan rakyat, penghiburan bagi yang papa, dan pengingat bagi yang mapan. (*)