Insight Kognisi

>

Trivial

Trivial

Kunci Relasi Bahagia: Mengenali Diri Sendiri Terlebih Dahulu

SULYANA ANDIKKO

HR Expertise Specialist - Dipublikasikan

Banyak orang mengatakan kebahagiaan adalah hal mutlak dan penting dalam suatu hubungan. Namun, menjalin hubungan yang bahagia tidak terjadi begitu saja tanpa usaha. Langkah pertama adalah mengenali diri sendiri. Oleh karena itu, Kognisi mengadakan webinar bertajuk “How to Increase Happiness in Relationship without Losing Ourselves” menghadirkan narasumber Head of Media Academy - KG Media Doan Simanullang, Selasa, 17 November 2020. 

Rasanya tidak adil jika kita menginginkan hubungan yang bahagia dengan orang lain, tetapi tidak dapat menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri karena tidak dapat mengenali dan memahami kebutuhan diri. Doan meminta para peserta webinar menyiapkan beberapa lembar kertas dan alat tulis untuk melakukan berbagai aktivitas selama webinar berlangsung. Pada sesi pertama Doan meminta para peserta untuk mengidentifikasi dan mengenali diri sendiri dengan menuliskan hobi, cita-cita, dan atribut lainnya mengenai diri.

“Diri Anda adalah apa yang Anda yakini tentang diri Anda,” ujar Doan. Hasil dari identifikasi diri adalah deskripsi diri, baik positif maupun negatif. Deskripsi diri tidak dapat hanya diulas sendiri, terdapat beberapa kontributor seperti media, sekolah, orangtua, teman, dan lain-lain. Seluruh kontributor itu turut menggambarkan diri kita.

Jika deskripsi diri positif yang tidak rasional dapat membuat diri menjadi narsistik, maka deskripsi diri secara negatif yang tidak rasional dapat membuat percaya diri rendah. Kedua hal ini disebut disfungsi deskripsi diri. 

 

Penerimaan diri tanpa syarat
“Penerimaan diri mengacu pada hubungan yang dimiliki seseorang dengan dirinya sendiri. Dapat dijelaskan sebagai penerimaan diri meskipun ada kelemahan atau kekurangan,” jelas Doan. Konsep penerimaan diri dipaparkan Doan melalui metafora kereta belanja, yaitu bagaimana kita menyadari identifikasi diri dengan menentukan atribut diri yang sesuai dengan diri kita sendiri sehingga kita dapat menerimanya. Kemudian, Doan meminta para peserta untuk mengekspresikan apa yang ingin disampaikan pada diri sendiri sebagai bentuk penerimaan diri, yaitu penerimaan tanpa syarat.

Selain itu, Doan juga menjelaskan mengenai bentuk penerimaan diri dengan menerima kekurangan atau kelemahan diri. Dalam budaya Jepang, hal ini dapat dijelaskan melalui filosofi kintsukuroi, yaitu teknik reparasi keramik atau tembikar menggunakan emas. “Bagian yang rusak tidak disembunyikan tetapi malah ditonjolkan dan justru membuat keindahan tersendiri dari barang tersebut,” ungkap Doan. Kekurangan dan kelemahan diri justru membuat kita lebih berharga jika kita menerimanya.

 

Hubungan positif yang memberikan berbagai manfaat hidup
Hubungan sosial yang positif dan suportif sering dikaitkan dengan kepuasan hidup yang lebih tinggi, fungsi tubuh bekerja lebih baik, sering mengalami emosi positif, dan jarang mengalami emosi negatif. Begitupun sebaliknya jika kita memiliki hubungan sosial yang negatif, dampak yang diberikan juga negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menemukan bahwa memiliki tiga sampai empat hubungan dekat, baik dengan keluarga, pasangan, atau teman, akan lebih sehat, lebih sejahtera, dan lebih produktif. Namun bagaimana membangun hubungan yang positif? 

Doan menuturkan mengenai rekening bank emosional. Menabung interaksi positif akan membangun dan memperbaiki kepercayaan sekecil apa pun interaksi itu, misalnya menepati janji. Penting pula untuk mengembangkan empati, yaitu kemampuan melihat situasi dari perspektif orang lain. Jika membangun hubungan dengan orang lain melalui empati, maka nilai dan kebutuhan diri sendiri maupun orang lain dapat saling menyesuaikan. 

Doan juga membahas mengenai bahasa cinta. “Terdapat lima bahasa cinta, yaitu memberikan kata-kata penuh afirmasi, menghabiskan waktu yang berkualitas bersama, melakukan tindakan konkret, pemberian hadiah, dan sentuhan fisik,” tutur Doan. Memahami bahasa cinta dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan dalam membangun suatu hubungan.   

Pada sesi terakhir, Doan memaparkan beberapa langkah dalam mendesain hubungan yang kita inginkan, yaitu:

  1. Memulai hubungan dengan mental yang kuat sehingga kita tidak merasa terancam oleh orang lain. Kita merasa aman dengan nilai diri yang sudah dibangun dan telah mengetahui cara mengatasi kesepian serta berpikir untuk bermanfaat bagi diri maupun orang lain.
  2. Menanyakan pertanyaan sepele atau basa-basi
  3. Mendengarkan dan merespons orang lain secara sadar
  4. Membuka diri sendiri apabila sudah menerima diri sebelumnya
  5. Menjalin hubungan pertemanan, sehingga terjalin hubungan yang baik dan penting
  6. Menginvestasikan pengalaman dengan orang lain. 

 

Kognisi merupakan platform berbasis edukasi persembahan Growth Center by Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya dapat ditemukan di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Sobat Kogi! Stay safe, healthy, and sane!


Penulis: Riska Krisnovita | Editor: Jihan Aulia Zahra | Ilustrator: Niki Gayatri