tulisan oleh: Subur Tjahjono/Harian Kompas
Peringatan Hari Ulang Tahun Harian Kompas tahun 2020 ini berbeda dari biasanya. Peringatan hari lahir ini berada dalam pandemi terbesar dalam seabad ini. Tema yang dirancang tahun 2019 menemukan momentum, yaitu “Kawan dalam Perubahan”. Harian Kompas menjadi kawan pembaca menghadapi perubahan besar akibat pandemi Covid-19.
Tema tersebut diambil dari tulisan Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama dalam sejumlah tulisan dan tajuknya. “Jika sekarang ditanya, apa fungsi pers yang paling mencuat? Jawabannya adalah menjadi mitra masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan besar,” demikian salah satu kutipannya.
Kampanye #KawandalamPerubahan telah diluncurkan pada 1 Januari 2020. Kampanye dilakukan melalui media massa, media sosial, dan media luar ruang. Berbagai acara besar sudah dirancang dijalankan sepanjang 2020, sekaligus merayakan 25 tahun Kompas.com dan lima tahun KompasTV berjaringan.
Saat peluncuran, wabah Covid-19 sudah terjadi di Wuhan, China pada Desember 2019. Virus Covid-19 akhirnya masuk ke Indonesia Maret 2020 dan menyebar hingga sekarang. Rencana besar akhirnya batal dan diganti dengan peringatan dengan menaati protokol kesehatan, seperti membatalkan kegiatan kerumunan.
CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama mengusulkan agar peringatan HUT Harian Kompas tetap dilaksanakan, tetapi di KompasTV agar bisa dinikmati karyawan dan masyarakat dari rumah masing-masing. Selain itu acara-acara lain digelar secara virtual. Kalaupun ada acara pertemuan fisik, dilaksanakan dengan sedikit orang.
Menjelang puncak peringatan 28 Juni 2020, acara diawali dengan IG Live di akun @HarianKompas bersama Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra hari Sabtu, 27 Juni 2020, pukul 15.00 WIB. Dalam acara yang dipandu wartawan Harian Kompas Sharon Patricia itu, Sutta menyampaikan arah Harian Kompas ke depan menghadapi erupsi digital.
Pada Minggu, 28 Juni 2020, pimpinan dan perwakilan karyawan berziarah ke makam salah satu pendiri Harian Kompas PK Ojong di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, pukul 07.30–08.30 WIB. Sesuai saran pengelola TPU, peserta ziarah dibatasi sebanyak 50 orang.
Sebanyak 40-an orang hadir dalam acara tersebut, termasuk Lilik Oetama, CEO KG Media Andy Budiman, para komisaris, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Sutta Dharmasaputra, serta anak bungsu PK Ojong, Mariani Ojong.
Tumpengan sederhana dilaksanakan Minggu, 28 Juni 2020, pukul 14.00–15.00 WIB di Ruang Jalur Rempah dan Kuliner Nusantara Lantai 5 Menara Kompas. Acara tumpengan menaati protokol kesehatan, sehingga peserta adalah karyawan yang kebetulan mendapat giliran bekerja di kantor pada saat itu.
Karyawan lain menikmati acara tumpengan melalui aplikasi Zoom, termasuk Lilik Oetama yang menyampaikan sambutan melalui Zoom. Pemotongan tumpeng oleh Budiman Tanuredjo diserahkan kepada Sutta Dharmasaputra.
Peringatan puncak HUT ke-55 Harian Kompas digelar di KompasTV, Minggu, 28 Juni 2020, pukul 20.00–22.00 WIB. Perayaan HUT Ke-55 Kompas disiarkan langsung dari Studio 1 KompasTV di Menara Kompas Jakarta, tanpa menghadirkan audiens secara fisik.
Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, tokoh publik, dan warga masyarakat ikut menyampaikan pandangan dan harapan terhadap Kompas melalui video yang telah direkam sebelumnya.
Acara yang dipandu pembawa acara Daniel Mananta dan Glory Oyong ini mencakup beragam tradisi pada peringatan HUT Kompas. Salah satunya penganugerahan karya cerpen terbaik. ”Mereka Mengeja Larangan Mengemis” karya Ahmad Tohari terpilih sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2019. Dalam setahun, Kompas menerima 3.000-an cerpen. Sepanjang 2019, Kompas menyeleksi dan menerbitkan 51 cerpen pada setiap hari Minggu.
Sebanyak 20 karya di antaranya dipilih untuk dihimpun dalam buku Cerpen Pilihan Kompas 2019 dan satu ditetapkan sebagai cerpen terbaik. Cerpen karya Ahmad Tohari yang terpilih tahun ini kuat menambah kesemarakan hati, sekaligus menggugat kepekaan pada kesenjangan sosial.
Menanggapi penghargaan yang diterimanya, Tohari mengungkapkan harapan agar lebih banyak penulis muda mengisi ruang yang disediakan Kompas. ”Penghargaan ini panggung yang bisa menginspirasi cerpenis muda agar lebih giat berkarya. Isi panggung Kompas ini dengan karya terbaik untuk memperkaya kesusastraan Indonesia,” kata Tohari.
Buku Cerpen Pilihan Kompas 2019 juga memuat karya 19 cerpenis lain yang mewakili beragam generasi. Mereka adalah Seno Gumira Ajidarma, Putu Wijaya, Agus Noor, Budi Darma, Ahda Imran, Gunawan Maryanto, Yanusa Nugroho, Novka Kuaranita, Sandi Firly, Miranda Seftiana, Rizqi Turama, Putu Oka Sukanta, Triyanto Triwikromo, Indra Tranggono, Zainul Muttaqin, Lina PW, Made Adnyana Ole, Raudal Tanjung Banua, serta Meutia Swarna Maharani.