Info KG

Bahaya Toxic Positivity dan Cara Menghindarinya

GODFRIDA WINDA PUTRI NOVIASIH

Corporate Branding Analyst - Dipublikasikan

“Kamu pasti bisa kok, gak ada yang sulit. Ingat, masih banyak yang lebih susah daripada kamu!”

“Aku gak boleh nangis, anggap saja angin lalu!”

“Jangan ngeluh terus, coba lihat sisi positifnya.”

Siapa nih yang sering dapetin kata-kata seperti itu atau kamu sendiri yang selalu memaksakan diri untuk berpikiran positif? Apa yang telah disebutkan di atas merupakan beberapa contoh dari toxic positivity

Yuk, kita kenali lebih dalam tentang toxic positivity!

Apa itu Toxic Positivity?

Pada dasarnya toxic positivity adalah sebuah kondisi di mana seseorang terobsesi untuk selalu berpikir positif. Mereka yang memiliki pemikiran seperti itu dapat membungkam emosi negatif, mengabaikan kesedihan, dan berpura-pura bahagia bahkan ketika sedang merasakan sedih.

Hal ini justru tidak bagus dan bisa berbahaya loh, Warga KG. Mengapa ini tidak bagus? Apapun yang berlebihan akan selalu berakibat buruk, begitu juga jika seseorang menjadi terlalu positif, sehingga menekan emosi buruk yang keluar. Hal ini bisa menyebabkan stres berlebihan.

Mengungkapkan emosi negatif adalah suatu hal yang wajar. Kadang kala, manusia memang perlu mengeluarkan rasa marah, sedih, khawatir, kecewa bahkan frustrasi agar batin tidak tertekan.

Orang dengan toxic positivity cenderung memperlihatkan sisi baik dan positif dirinya saja, namun di dalam hatinya ia mati-matian menahan emosi untuk keluar. Jika secara tidak sengaja mengeluarkan emosi, maka ia akan merasa bersalah.

Lalu, apa saja bahaya yang mengintai?

1. Menimbulkan Perasaan Bersalah

Saat seseorang mengalami kesulitan, ia perlu pengakuan bahwa emosi yang mereka rasakan itu benar. Oleh karena itu, ia akan menceritakan masalah sekaligus emosi mereka pada orang yang dipercaya agar merasa lebih lega. Sayangnya, ia malah mendapatkan petuah yang kesannya positif tapi menimbulkan perasaan bahwa apa yang dirasakan adalah sesuatu yang salah.

rs23651 gettyimages 835210678

Dok. monkeybusinessimage

2. Membuat Seseorang Menyangkal Emosi Sebenarnya

Ketika seseorang mendapatkan toxic positivity, ia cenderung akan membungkam emosi yang dirasakannya. Jika emosi sebenarnya ditutupi dan merasa “baik-baik saja” karena berpegang teguh dengan petuah yang kesannya positif, hal ini akan membuatnya menghindari situasi yang membuatnya tidak nyaman.

Akibatnya, ia juga akan membuat dirinya tidak berani untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman atau takut. Jika emosi yang dirasakan tidak diekspresikan, sewaktu-waktu bisa meledak.

3. Kesehatan Mental Terganggu

Penyangkalan emosi negatif yang terus dilakukan dalam jangka panjang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres berat, cemas atau sedih yang berkepanjangan, gangguan tidur, depresi, hingga PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pasca trauma.

Bagaimana Cara Menghindarinya?

Gak perlu khawatir, Warga KG kita bisa kok menghindari toxic positivity.

Berikut beberapa cara untuk menghindari toxic positivity yang muncul karena paksaan dari dalam diri sendiri:

1. Mengenali emosi negatif sebagai hal yang normal.

2. Mengidentifikasi emosi daripada mencoba menghindarinya.

3. Berbicara dengan orang terpercaya tentang emosi, termasuk perasaan negatif.

4. Mencari dukungan dari orang yang tidak menghakimi (orang tua atau teman yang dipercaya).

 

Selanjutnya, ini beberapa cara untuk menghindari toxic positivity pada orang lain:

1. Mendorong orang untuk berbicara secara terbuka tentang emosi mereka.

2. Nyaman dengan emosi negatif.

3. Menghindari untuk memberikan respons positif terhadap semua yang dikatakan seseorang.

4. Menyadari bahwa emosi negatif yang intens sering kali bertepatan dengan emosi positif yang kuat, seperti ketika kesedihan yang mendalam.

Di dunia ini, manusia selalu ada batasannya termasuk dalam berpikir positif. Tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang bisa berpikir positif setiap saat. Sementara, toxic positivity yang memaksa seseorang untuk mengekspresikan hanya emosi positif saja dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri karena memiliki pikiran negatif.

Nah, itu dia mengenai bahaya toxic positivity dan cara menghindarinya. Pantau terus MyKG untuk artikel menarik lainnya ya Warga KG!

 

Penulis: Ikhtiarifa Azzahra Wardaya / KGIC Corp. Communications 2021

Penyunting: Devin Airlangga/ Corp. Communications