Info KG

Bangga! Karya Anak Lokal Menembus Busan International Film Festival (BIFF)

LARAS NABILA PUTRI

Issue Mgt. & Government Relation Analyst - Dipublikasikan

Kualitas intelektual masyarakat Indonesia seakan tak pernah puas dan berhenti untuk terus maju dan berkembang. Tiap tahunnya, Indonesia selalu mempunyai gebrakan prestasi yang berkualitas dan menarik perhatian di kancah Internasional. Baru-baru ini prestasi yang berhasil menarik perhatian publik datang dari jagat dunia sinema Indonesia. Tiga karya anak dalam Negeri berhasil menembus festival film bergengsi di kancah internasional yang bernama Busan International Film Festival (BIFF) ke-27. Karya yang berhasil tembus ke festival tersebut adalah Pengabdi Setan 2: Communion karya Joko Anwar, Before, Now & Then (Nana) karya Kamila Andini, dan Teluh Darah karya Kimo Stamboel.

Tentu, hal ini patut dibanggakan karena film dan serial yang bisa lolos ke festival tersebut harus melalui proses seleksi yang sangat ketat. Patut diketahui bahwa ini bukan kali pertamanya Indonesia mampu menorehkan kualitasnya dalam Busan International Film Festival (BIFF). Pada tahun lalu, pelaku industri sinema Indonesia juga pernah sukses menembus festival skala internasional tersebut dengan karya-karya seperti Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin, Yuni karya Kamila Andini, Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja, dan film pendek berjudul Laut Memanggilku karya Tumpal Tampubolon.  

Ketiga film Indonesia yang berhasil menembus Busan International Film Festival (2022) nantinya akan ditayangkan di tujuh bioskop yang tersebar di kota Busan, Korea Selatan. Nantinya, film-film tersebut akan masuk segmennya masing-masing, seperti Pengabdi Setan 2: Communion masuk ke Midnight Passion, Before, Now & Then (Nana) masuk ke A Window on Asian Cinema, dan Teluh Darah yang akan masuk ke kategori On Screen.

Yuk, kenali lebih dalam mengenai tiga film lokal yang sukses menembus festival kancah Internasional!

 

Before, Now, and Then

fep8onewiauhuul 1

Film yang bercerita mengenai Nana yang kehilangan suaminya saat perang sedang pecah di Jawa Barat. Lepas dari kejadian itu, Nana harus kabur melarikan diri dari komplotan yang ingin menjadikannya sebagai seorang istri. Kejadian tersebut harus merenggut sosok ayah, anak, dan menjadikan Nana jatuh miskin. 

Lima belas tahun kemudian, Nana terus memimpikan sosok anak dan ayahnya yang telah pergi meninggalkannya, meski kini Nana telah memulai hidup barunya dengan pria lain bernama Raden Darga. Meski telah hidup dengan ekonomi yang cukup, Nana harus berusaha melawan trauma dari masa lalunya. 

Film garapan Kamila Andini ini diadaptasi dari novel biografis tentang Raden Nana Sunani karya Ahda Imran berjudul Jais Darga Namaku.  Ini bukan kali pertama karya garapan Kamila Andini tembus ke Busan International Film Festival (BIFF). Pada tahun lalu, Kamila Andini juga pernah menembus Busan International Film Festival (BIFF) dengan karyanya yang berjudul Yuni.

 

Pengabdi Setan 2: Communion

 

fv7j7yiuiaep18w 2

Salah satu film horor paling ditunggu tahun ini melanjutkan cerita mengenai keluarga Suwono lepas mengalami kejadian horor di rumah lamanya. Beberapa tahun setelah kejadian horor di rumah lamanya, keluarga Suwono pindah ke rumah susun dengan alasan keamanan yang lebih baik jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. 

Film horor garapan Joko Anwar yang berhasil mendapat 6,3 juta penonton ini akan masuk ke segmen Midnight Passion di Busan International Film Festival (BIFF). 

 

Teluh Darah

 

fipmznjxiaqvijh 2

Teluh Darah bercerita  mengenai seorang wanita bernama Wulan yang menyaksikan keluarganya menjadi korban ilmu hitam. Sejak saat itu, Wulan berusaha mencari sosok-sosok yang bertanggung jawab atas ilmu hitam yang harus diterima oleh keluarganya. 

Teluh Darah disutradarai oleh Kimo Stamboel, sutradara yang telah dikenal dalam karyanya seperti Ratu Ilmu Hitam (2019), Dreadout (2019), dan Dara (2009). Teluh Darah rencananya akan tayang dalam segmen On Screen di Busan International Film Festival (BIFF). Rencananya, Teluh Darah akan dapat disaksikan di platform Disney+ Hotstar.

 

Penulis: Widi Yulianto/KGIC Corporate Communications 

Penyunting: Devin Airlangga/Corporate Communications