Wali Kota Bandung Muhammad Farhan membuka KG CUP 2025 dan menegaskan bahwa Bandung membutuhkan gerakan bersih yang berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa upaya menjaga kebersihan kota tidak cukup mengandalkan pemerintah saja, melainkan harus menjadi gerakan bersama seluruh unsur masyarakat.
“Kita tidak bisa lagi menganggap kebersihan sebagai seremonial. Bandung membutuhkan gerakan bersih yang terstruktur, masif, dan berkelanjutan. Kehadiran karyawan KG yang terlibat dalam aksi bersih-bersih menjadi contoh konkret kolaborasi warga dan komunitas,” ujar Farhan dalam sambutannya.
Tantangan pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan besar bagi kota Bandung. Produksi sampah harian kota mencapai lebih dari seribu ton, sementara kapasitas TPA Sarimukti semakin terbatas. Namun, berbagai inovasi kini mulai berkembang. Sejumlah komunitas dan pemerintah kota tengah mendorong pemanfaatan sampah menjadi peluang ekonomi baru, seperti kompos, maggot, bank sampah, hingga RDF (Refuse Derived Fuel). Pendekatan ini membuka lapangan kerja serta mengurangi beban penumpukan sampah yang selama ini menjadi masalah utama.
Rangkaian KG CUP 2025 sejalan dengan upaya tersebut. Melalui partisipasi publik dalam kegiatan bersih-bersih, acara ini turut mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya pemilahan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Perwakilan panitia KG CUP 2025 Jabar, Feby Mira menjelaskan bahwa KG CUP tahun ini dibanding dengan dua tahun sebelumnya adalah penambahan agenda pemungutan sampah di taman.
“Acara ini bukan hanya soal olahraga. Ini adalah ajakan untuk hidup lebih sehat, peduli lingkungan, dan bergerak bersama menjaga Bandung,” ujar Feby.
Dengan menggabungkan kegiatan olahraga, edukasi, dan aksi nyata peduli lingkungan, KG CUP 2025 Jabar diharapkan mampu memperkuat gerakan budaya bersih di kota Bandung serta memperluas pemahaman bahwa penanganan sampah yang tepat dapat menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat.
Sumber: Tribun Jabar, Kompas.id
Penyunting: Blasius Susilo/CorpComm Intern