Insight Kognisi

>

Soft Competency

Soft Competency

Menghadapi Tantangan Masa Depan di Dunia Kerja Saat Disrupsi

SULYANA ANDIKKO

HR Expertise Specialist - Dipublikasikan

Saat ini, dunia kerja menghadapi dua disrupsi besar, yaitu revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19. Tantangan-tantangan ini menimbulkan kekhawatiran akan teknologi yang mengganti pekerjaan serta mengacaukan peta bisnis yang sudah dirancang jauh-jauh hari. Hal ini juga berdampak pada perubahan jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan di masa depan. Bagaimana cara menyikapi tantangan-tantangan ini di masa depan?

Untuk membantu para pekerja, baik lulusan baru maupun profesional, mendapatkan gambaran dalam melihat perubahan dunia kerja di masa mendatang, Growth Center by Kompas Gramedia bekerja sama dengan Klob mempersembahkan webinar dengan judul Future of Work. Webinar ini berlangsung pada hari Rabu, 17 Maret 2021 dengan Chief Executive Officer (CEO) KG Media Andy Budiman sebagai pemateri utama. Selain itu, webinar ini juga diisi oleh Burat Pangeran Limar Prakasa (Head of StratX KG Media), Omar Abdillah (Head of Data Kompas Gramedia), dan Johnsons (Head of Product KG Media) yang berbagi mengenai pengalaman kerjanya dalam diskusi kelompok. 

Andy membuka acara dengan menjelaskan bahwa apa yang diterawangnya mengenai “future of work” belum tentu benar, tetapi belum tentu juga salah. “Yang saya coba lakukan adalah menggunakan data dan fakta hari ini untuk bisa membuat satu prediksi dan observasi, bagaimana perubahan yang akan terjadi di dunia kerja paling tidak lima tahun ke depan,” jelas Andy. 

 

Bagaimana Pandemi Memengaruhi Transformasi Digital

Dampak dari pandemi ini berakibat pada tatanan negara di seluruh dunia. Pada 2019 pertumbuhan GDP secara global menunjukkan grafik positif dengan angka 2,8 persen sehingga membuat banyak pengamat ekonomi dunia memandang optimis pertumbuhan ekonomi di 2020. Namun, Covid-19 datang dan mengubah segalanya. Pandemi mengubah semua perencanaan, yang menyebabkan segala estimasi dan perencanaan menjadi tidak sesuai. Bagi pencari kerja, mencari pekerjaan menjadi semakin sulit sebab banyak perusahaan yang melakukan pengurangan dan penghematan untuk menghadapi ketidakpastian selama pandemi.

Pandemi Covid-19 seolah “memaksa” masyarakat untuk beralih dan beradaptasi dengan digitalisasi. Hal ini menyebabkan adanya kaitan antara akselerasi transformasi digital dengan pandemi. Bukan tanpa sebab, kebiasaan masyarakat yang dulu melakukan berbagai macam aktivitas secara langsung, kini harus dilakukan secara daring dengan gawai-gawai yang terkoneksi dengan Internet. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh McKinsey & Company pada tahun 2020, menunjukkan bahwa ada percepatan adopsi digital di dunia. Dengan kata lain, transformasi digital yang sudah terjadi selama satu dekade mengalami akselerasi selama pandemi.

Apakah ini menjadi berita buruk? Tentunya tidak, terutama jika kita bekerja di bidang digital seperti niaga elektronik (e-commerce), tak terkecuali Kompas Gramedia. “Pengaruh Covid-19 menjadi baik kalau dilihat dari jumlah pembaca dan pengguna yang datang ke situs web karena orang mencari informasi dari digital, dan menghibur diri dengan membaca dan mengonsumsi konten digital, sehingga semua yang bekerja di bidang digital merasakan pertumbuhan,” kata Andy.

 

Bagaimana Efeknya di Dunia Kerja

World Economic Forum dalam Future of Jobs Survey 2020, menyoroti bahwa terdapat dua tantangan besar untuk para pekerja. Pertama, teknologi yang memungkinkan lebih banyak pekerjaan dikerjakan secara otomatis dengan menggunakan algoritma, mesin belajar (machine learning), dan platform digital. Kedua, adanya pandemi Covid-19. Ini semua berpengaruh pada akselerasi adaptasi teknologi sebab Covid-19 memperbanyak interaksi individu di ranah digital. 

Teknologi yang terakselerasi akan memberi perubahan pada pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Teknologi yang tidak bisa dikembangkan atau dioperasikan sendiri menimbulkan kebutuhan tenaga kerja yang memahami teknologi tersebut, mengimplementasikannya pada pekerjaan sehari-hari, dan mengembangkan teknologi baru. Hal ini menyebabkan adanya pergeseran dari sisi pekerjaan yang akan dipakai di masa depan, dan juga sebaliknya pekerjaan yang juga akan habis atau mengalami penurunan permintaan lima tahun ke depan.

Pekerjaan yang mengalami peningkatan permintaan berhubungan dengan data dan mesin belajar. Selain itu juga terdapat pemasaran digital yang sama pentingnya karena adanya pergeseran interaksi orang-orang ke media digital. Sebaliknya, yang mengalami penurunan adalah pekerjaan yang perannya dapat digantikan oleh algoritma seperti pemasukan data, administrasi, dan perhitungan akuntansi.

Proses pembelajaran dibutuhkan dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. “Untuk menjadi suatu ‘ahli’ di suatu bidang memerlukan tahapan-tahapan. Pembelajaran harus dialami dan dirasakan sendiri oleh individu untuk menjadi ahli di bidangnya.” tutur Andy. Ketika menghadapi disrupsi, kita harus memiliki tujuan agar dapat melangkah ke depan, memiliki pola pikir yang terbuka untuk belajar hal-hal baru, memupuk keterampilan, dan bersedia berproses.

 

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya dapat langsung mengunjungi akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

 

Penulis: Ristiana Dwi Putri | Editor: Sulyana Andikko | Ilustrator: Elvira Tantri