Insight Kognisi

>

Leadership

Leadership

Memantaskan Diri Menjadi Pemimpin

ERVAN AVRIANTO

HR Expertise Specialist - Dipublikasikan

Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata “pemimpin”?

Pemimpin dikaitkan dengan cara seseorang mengelola atau menangani banyak orang untuk mencapai visi bersama yang diinginkan. Sebenarnya, tidak hanya mengelola atau menangani saja. Seorang pemimpin haruslah memberi bimbingan, memotivasi, dan menginspirasi orang lain. Tujuannya sama: menyukseskan suatu visi yang disepakati semua orang. Kata kunci lain dari pemimpin adalah pengikut. Maka dari itu, seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai seorang atau lebih pengikut.

Menjadi seorang pemimpin bukan hanya persoalan posisi. Posisi merupakan sebuah kewenangan, kekuasaan, kontrol, dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Namun, untuk mendapatkan gelar dan peran menjadi seorang pemimpin, semua hal itu datang dari kepercayaan, rasa hormat, dan waktu. Pemimpin tidak serta merta tentang memerintah dan mengontrol. Ingat bahwa pemimpin juga mengajari dan mengevaluasi hasil kinerja yang dilakukan pengikutnya maupun dirinya sendiri.

Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki karakteristik yang otentik. Maksud dari karakteristik otentik adalah seseorang tidak menggunakan topeng serta menjadi dirinya sendiri dalam memimpin sehingga orang tersebut dapat menjadi pemimpin tidak hanya di satu waktu dan tempat, tetapi di mana saja dan kapan saja. Selain itu, Marcus Buckingham dalam sebuah artikel yang diterbitkan HBR mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan satu indikasi kualitas yang membedakan pemimpin yang baik dengan pemimpin lainnya: mereka yang menemukan keunikan dari setiap orang dan memanfaatkan keunikan tersebut.

Pemimpin juga manusia, maka pemimpin tidaklah selalu memiliki jawaban yang benar. Pemimpin yang baik memanfaatkan situasi ini sebagai tantangan untuk memperbaiki dirinya dan gaya kepemimpinannya. Hal ini tentunya akan berguna untuk membuat suasana tim lebih menyenangkan serta memberikan energi yang lebih segar, memberikan lebih banyak inovasi, serta komitmen seluruh orang dalam tim.

Berbicara tentang gaya kepemimpinan, setiap orang yang menjadi pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan ini disesuaikan dengan tipe perusahaan dan style mana yang cocok diaplikasikan. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang baik maupun buruk. Gaya kepemimpinan dilakukan berbeda seperti halnya setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda.

Setiap gaya kepemimpinan akan menciptakan lingkungan yang berbeda untuk pengikutnya. Maka, pemimpin haruslah memahami gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi tempat pemimpin tersebut berada serta dampak potensial yang dapat dihasilkan terhadap pengikut serta bagaimana organisasi itu sendiri dapat berkembang.

Maka dari itu, Kognisi mempersembahkan e-course untuk membantumu mengenali berbagai gaya kepemimpinan. Pada e-course kali ini, kita akan mengenal lebih dalam tujuh gaya kepemimpinan yang dapat kamu terapkan dalam keseharianmu untuk memimpin timmu. Gaya-gaya kepemimpinan tersebut adalah autocratic leadership, laissez-faire leadership, transformational leadership, transactional leadership, coach-style leadership, dan bureaucratic leadership. 

 

Bagi kamu karyawan Kompas Gramedia, hanya dengan Rp1, kamu bisa langsung mengakses e-course seharga Rp249.999 ini dan mendapatkan sertifikat elektronik serta group coaching!

 

Tunggu apa lagi?


Yuk kenali semua dan terapkan salah satunya dengan yang paling sesuai denganmu dengan mengikuti e-course "Leadershift" ini! Langsung saja klik button di bawah ini!

ecourse baru mailchimp mykg 05

mailchimp flow 01