Insight Kognisi

>

Leadership

Leadership

Seorang Pemimpin Perlu Menciptakan Rasa Aman di Tempat Kerja

THIMOTIUS TERRY VERY ERVINTA

Business Process Analyst - Dipublikasikan

Saat ini, banyak perusahaan berkompetisi dalam bidang pengetahuan dan juga kreativitas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pemimpin perusahaan mengabaikan karyawan yang berusaha untuk menyuarakan pikirannya. Hal ini membuat karyawan lainnya memilih untuk diam dan tidak berani mengeluarkan pendapat mereka. Akibatnya, proses aliran informasi serta pembagian ide-ide dan inovasi baru tidak dapat berjalan dengan lancar di dalam perusahaan tersebut. Ini sangatlah berbanding terbalik dengan pemimpin yang terus mendorong dan menghargai ide-ide dan perdebatan yang konstruktif antar karyawannya. Perusahaan dengan pemimpin seperti ini pastinya akan lebih mudah untuk berkembang dan dapat dikatakan menciptakan lingkungan dengan “keamanan psikologis” dimana karyawan dapat dengan leluasa menyatakan pendapatnya.

 

Di dalam buku “The Fearless Organization” yang ditulis oleh Amy Edmondson, “keamanan psikologis” didefinisikan sebagai kepercayaan bahwa sebuah tim aman dari pengambilan risiko interpersonal dimana dirinya tidak akan dihukum atau dihina karena berbicara tentang sebuah ide, pertanyaan, perhatian atau kesalahan. Ini berarti setiap orang di dalam tim merasa aman dalam mengekspresikan dan menjadi dirinya sendiri. Mereka tidak memiliki rasa takut yang dapat menciptakan budaya untuk tetap diam walaupun opininya sedang dibutuhkan, yang dapat menghambat pemikiran dan membuatnya memutuskan untuk berperilaku tanpa memikirkan dampaknya terhadap organisasi atau orang lain.

 

Pada contohnya, Nokia memiliki kultur budaya yang cukup arogan yang menyebabkan para karyawannya tidak berani membicarakan tentang kemajuan yang sedang dialami oleh Apple dan Samsung kepada atasan. Dengan kurangnya komunikasi ini, Nokia mengalami penurunan saham dan berakhir diakuisisi oleh Microsoft. Selain itu, kejadian dua pesawat jatuh di kepulauan Canary pada tahun 1977 disebabkan oleh co-pilot dan petugas awak penerbangan yang tidak berani menentang keputusan kapten mereka. Kedua contoh ini menggambarkan bahwa menciptakan rasa aman dalam bekerja merupakan hal yang sangat penting, bukan hanya dalam hal psikologis saja, tetapi juga karena dampaknya yang dapat meluas.

 

Lalu, bagaimana cara untuk menciptakan rasa aman di tempat kerja? Pemimpin dari organisasi memegang peran penting dalam terciptanya “keamanan psikologis”. Seorang pemimpin harus belajar cara untuk mengundang partisipasi dan mentoleransi kesalahan yang dilakukan oleh timnya. Dengan begitu, setiap anggota tim akan merasa berkewajiban untuk berbicara dan berani menawarkan umpan balik atau ide yang dapat membantu perusahaan untuk terus mengalami kemajuan. Untuk itu, penting sekali memahami bagaimana posisi kita sebagai pemimpin dalam berpartisipasi menciptakan “keamanan psikologis” di tempat kerja. Corporate Human Resource saat ini sedang mengadakan riset mengenai “Psychological Safety”, dimana hasil dari riset ini diharapkan dapat menjadi salah satu landasan untuk mengembangkan sumber daya manusia di Kompas Gramedia dan Indonesia. Berkaitan dengan tujuan di atas, dengan kerendahan hati kami memohon partisipasi dan bantuan Anda dalam penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner berikut ini.

(Oleh: Aviana Handoko - Assessment Analyst Intern - Corporate Human Resource)