Sobat KG pasti sudah familier dengan istilah VUCA (volatile, uncertain, complex, ambiguous) yang mewarnai lanskap bisnis saat ini. Keadaan yang sungguh kompleks ini ditandai dengan ketidakpastian (uncertainty), ambiguitas (ambiguity), dan perubahan yang cepat (change). Kemajuan teknologi juga menambah kompleksitas ini dengan mentransformasi segala aspek bisnis—mulai dari bagaimana perusahaan berinteraksi dengan pelanggannya, bagaimana perusahaan memasarkan produk dan jasanya, hingga bagaimana perusahaan mengembangkan produk-produk baru.
Kemajuan teknologi juga menjadi sebab dari memendeknya umur sebuah perusahaan. Accenture melaporkan kini rata-rata umur sebuah perusahaan adalah 20 tahun, memendek 40 tahun dibandingkan pada tahun 1958. Kemajuan teknologi menjadi motor inovasi. Perusahaan yang tidak berinovasi dengan mempertimbangkan teknologi tentunya akan tertinggal.
Peran pemimpin untuk mampu menavigasi perusahaan melewati ganasnya lanskap bisnis menjadi sangat krusial. Mengutip Jacob Morgan dalam bukunya The Future Leader pemimpin harus memiliki kemampuan melihat jauh ke depan, memprediksi masa depan berdasarkan data, membangun dan membawa timnya untuk mencapai visi organisasi. Untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan kemampuan pemimpin yang tidak main-main.
Kompas Gramedia sendiri telah memiliki kerangka kerja untuk menilai kemampuan seorang pemimpin, yaitu Kompas Gramedia Leadership Model 2015. Kerangka kerja ini menitikberatkan pada kompetensi yang dimiliki pemimpin. Namun seiring perubahan yang terjadi di lanskap bisnis, kompetensi saja tidak cukup. Kompetensi yang membuat seseorang berhasil di satu peran tertentu sekarang, mungkin saja tidak bisa membuatnya berhasil besok, minggu depan, atau tahun depan bila lanskap bisnis berubah (itu pasti, dan akan berlangsung dengan cepat), strategi perusahaan berubah, atau orang tersebut harus berkolaborasi dengan kolega lain dan memimpin tim lain. Jadi, pertanyaannya bukan cocokkah kompetensi seseorang dengan apa yang dibutuhkan perusahaan; tapi apakah dia memiliki potensi untuk belajar kompetensi baru?
Maka dari itu, diperlukan sebuah kerangka kerja kepemimpinan baru yang menitikberatkan pada kemampuan seorang pemimpin dalam beradaptasi dengan kondisi lanskap bisnis yang dipenuhi oleh VUCA—seorang pemimpin yang agile.